Mohon tunggu...
Ajid Ajidin
Ajid Ajidin Mohon Tunggu... -

saya sama dengan kebanyakan manusia yang ada di dunia ini. sharing ide merupakan jalan untuk berbagi dalam pengetahuan. kompasiana adalah universitas terbuka untuk ajang sharing informasi dan ilmu pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aku Harus Berharap Sama Siapa?

22 Agustus 2010   03:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:49 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seorang anak yang mulai tumbuh dewasa penuh semangat.Darah muda yang selalu berkobar dalam jiwanya. Tidak memperlihatkan seorang anak muda yang hidup pesimistis. Justru, sebaliknya hidupnya selalu dipenuhi dengan rasa optimis. Tapi, memang dalam hidup tidak selalu segalanya berjalan mulus. Pasti saja, jalan terjal yang harus di lalui selalu ada.

Pada suatu hari seorang anak tersebut berkata pada orang tuanya. “Ayah kenapa aku selalu gagal dalam hidup ini? Jika, aku selalu gagal kemudian apa yang aku harapkan ayah. Dan aku harus berharap sama siapa lagi ayah? Padahal aku selalu berusaha semaksimal munkin. Tapi, kenapa hasilnya tidak sesuai dengan apa yang aku harapkan”. Dengan penuh kasih sayang dan bijaksana, kemudian seorang ayah menjawab pertanyaan anak simata wayangnya. “Anakku, benarkah engkau telah berusaha dan bekerja keras. Jangan-jangan engkau tidak berusaha dengan sungguh-sungguh yang mengakibatkan engkau gagal”. Lalu, anaknya menjawab? Benar ayah, aku telah berusaha dan bekerja keras.

Kemudian, ayahnya berkata lagi, “anakku, kalau memang engkau telah berusaha dan bekerja keras dengan maksimal untuk menggapai segala cita-cita engkau. Lalu, engkau serahkanlah segalanya pada Tuhan yang membuat segala urusan. Apa pun hasilnya kita akan senang dan bahagia. Karena memang, kita telah berusaha dan bekerja keras dalam mengerjakannya. Adapun, hasilnya belum sesuai dengan apa yang kita inginkan bukan berarti kita gagal. Munkin itu, yang terbaik menurut Tuhan bagi kita. Tapi, bukan yang terbaik menurut kita. Maka yang sekarang harus engkau lakukan adalah, bersabar dan tawakkal. Kemudian, jadikanlah segala kegagalan yang lalu pelajaran berharga untuk lebih giat lagi mencapai segala keinginan kita.

Karena yang namanya kesatria adalah, bukan berapa kali dia menang dalam pertempuran. Tapi, berapa kali dia kalah dalam pertempuran. Kemudian dia selalu bangkit untuk memperbaikinya lagi. “Bila Tuhan hendak meletakkan tanggungjawab yang berat kepada manusia, Dia akan sering menguji ketabahan mereka, mengukuhkan otot-otot dan tulang mereka dengan pekerjaan berat, membuat mereka kelaparan, menjadikan mereka terlalu miskin, menggagalkan segala usaha yang dilaksanakan agar mereka bisa berpikir, meneguhkan kepribadian, dan melengkapi segala kekurangan yang ada. Ini karena kebanyakan manusia hanya mampu memperbaiki diri setelah melakukan kesalahan. Hanya bila mereka merasa kecewa dalam berfikir dan gagal dalam sembarang tindakan, barulah mampu bangkit lagi”. {Billi P.S. Lim, berani gagal}.

Bagaimana anakku? Sudah paham sekarang. Dengan penuh senyuman dibibir, kemudian seorang anak itu menjawab perkataan orang tuanya. Alhamdulillah, sekarang sudah paham ayah. Nah, begitu donk, itu baru anak ayah,..hehhe. “kegagalan hanyalah sebuah lubang dijalan raya. Engkau tetap hidup setelah melewati lubang tersebut”. {Billi Lim}.

Jadi, bisa kita ambil kesimpulan dari dialog antara seorang anak dan orang tua tadi. Segala apa pun yang kita lakukan dan kita kerjakan segalanya akan menuai hasil. Apakah hasil tersebut sesuai dengan keinginan kita, atau tidak, semuanya tergantung pada usaha dan kerja keras kita. Dan jangan lupa, walaupun kita telah berusaha dan kerja keras secara maksimal, tapi hasilnya belum sesuai dengan keinginan kita. Berarti itu, Tuhan memilih yang terbaik bagi kita. Bukan Tuhan tidak sayang pada kita. Justru, sebaliknya Tuhan sangat sayang pada kita.

Yang paling penting kita tidak kehilangan harapan dalam segala hal. Dengan demikian, gantungkanlah segala harapan tersebut pada Tuhan setelah kita berusaha dan kerja keras. Karena harapan yang digantungkan pada Tuhan akan membawa kita hidup bahagia dan tenang, serta penuh kedamaian dalam hati. Manusia yang sukses adalah, manusia yang selalu mempunyai harapan. Tidak lantas mereka kehilangan harapan, ketika mereka gagal.

Boleh saja, manusia tidak mengabulkan segala keinginan kita. Boleh saja, manusia tidak berpihak pada kita kita. Boleh saja, manusia tidak menyambut segala keinginan kita. Jangan lupa, Tuhan masih ada dan setia mendengar, mengetahui, mengabulkan segala keinginan kita. Jika demikian, selalu berharaplah pada Tuhan. Karena itu, jalan satu-satunya untuk kita selalu bangkit. Kemudian, tidak lantas putus asa dengan apa yang telah terjadi. Sekali lagi, harapan adalah modal utama untuk kita selalu lapang dada dalam mengerjakan segala hal. Wallahu’alam.

Nasr-City, Sabtu, 21-8-2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun