Sepertinya penerima zakat di negeri ini, wajib antri untuk mendapatkan sejumlah uang dan bantuan sembako. Kemarin saya nonton di berita salah satu stasiun TV swasta, seorang kepala daerah membagikan zakat. Bapak Kepala Daerah berdiri di meja yang letaknya lebih tinggi, dan di depannya ribuan orang antri berdesak-desakan. Kalo kita googling "antri pembagian zakat' , kita bisa liat betapa semrawutnya pembagian zakat yang dilakukan beberapa pihak.Kita tentu tidak lupa pembagian zakat yang berujung maut di Pasuruan, beberapa tahun lalu.
Sudah saatnya kita mulai memanusiakan manusia, salah satunya dengan memanusiakan para penerima zakat. Biasanya yang melakukan pembagian zakat dengan sistem antri adalah, bapa/ibu yang kaya, dan pemerintahan. Ada baiknya zakat tersebut disalurkan melalui badan anil zakat. Sangat banyak badan zakat saat ini, atau bisa disalurkan melalui masjid.
Sekali lagi, sudah saatnya kita memanusiakan manusia, saya sedih lihat ibu-ibu menggendong anak, berhimpit-himpit, untuk menerima zakat itu. Saya kira alangkah baiknya pemberi zakat ingin menyalurkan sendiri,jangan gunakan sistem antri. Pemberi zakat bisa petakan daerah mana yang akan diberi bantuan dan zakat,bekerjasama dengan camat, pihak RT/RW, rekrut relawan untuk menyalurkan, sehingga zakat bisa diantarkan langsung ke rumah-rumah. Biarkan ibu-ibu itu menerima zakat dengan penuh senyum dan syukur dengan menggendong anaknya, dan melambaikan tangan tanda terimakasih dari balik jendela rumahnya.
Selamat berzakat kawan..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H