Mohon tunggu...
Imam Mushlihin
Imam Mushlihin Mohon Tunggu... -

lulus S1 Elektro ISTN\r\nsekarang bekerja di PT Wavetek Integra Nusa (www.wavetek.co.id)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru - Benarkah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa???

11 November 2011   02:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:49 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ayahku (yang biasa aku panggil Bapak) adalah seorang guru. Beliau mengajar di Sekolah Dasar dimana aku belajar waktu SD dulu. Jadi aku tahu betul bagaimana kehidupan guru kala itu.

SDku adalah SD Negeri di kampung dengan guru terbatas. Satu guru mengajar satu kelas untuk semua mata pelajaran. Itu waktu itu tidak tahu sekarang. Pernah aku diajar oleh Bapak, yakni sewaktu kelas 5. Dan percaya atu tidak, tak ada diskriminasi, dan tak ada keistimewaan yang aku dapat.

Tiap sore sepulang mengajar, Bapak merangkum pelajaran yang akan diajarkan besok di kertas. Setelah itu Beliau pergi ke kota, mem-fotocopy sebanyak anak muridnya. Rangkuman itu Beliau bagikan gratis ke anak muridnya, karena memang buku pelajaran adalah barang langka di SD kami.

Keluarga kami hidup sederhana sebagaimana keluarga lain dikampung itu, bahkan secara ekonomi mungkin dibawah dari sebagian penduduk lainnya. Karena itu aku berjanji kepada diri sendiri untuk tidak mau menjadi seorang guru.

Apa yang dilakukan Bapak, berbeda jauh dengan apa yang aku dapati di Jakarta. Tanpa melupakan jasa para guru, namun sungguh guru-guru di Jakarta (setidaknya yang aku jumpai) tidak seperti Bapakku dulu yang berjuang tanpa pamrih, rela berkorban untuk anak didiknya.

Di Jakarta ini, guru mengajar seadanya diruang kelas. Dan jika orang tua murid ingin anaknya 'lebih', maka mereka harus mengikutkan anaknya ke kursus yang diselenggarakan oleh guru, yang tentu saja dengan tarif tertentu. Tak ada pengorbanan, yang ada adalah berfikir mencari tambahan pendapatan.

Sungguh aku tetap berterima kasih kepada para Guru yang telah mendidik anak-anakku.

Salam sawong

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun