Senja ini hujan merinai di tanah Mataram.
Langit memberikan berkat pada bumi yang bersoja ucap syukur.
Bunga menggeliat kenes mempertontonkan keindahan warna, daun terangguk bahagia menerima air sejuk.
Ikan menari dibawah gemercik tetes air dari teritisan pendapa sunyi.
Semua mahluk berbahagia.
Berlatar Merapi yang diam tersamar dalam kabut.
Kuhirup dalam-dalam udara sore itu seperti meneguk minuman dingin beraroma rempah.
Jogja memang selalu punya sesuatu untuk terus menerus dirindukan.
Bahkan hujan senja disini punya banyak cerita tentang cinta, rindu dan kenangan bersanding selaras dengan denting-denting suara gamelan yang menyusuri udara dingin kala itu.
Terselip rasa rindu padamu yang berdiam di sudut hati.
Ia, yang namanya kusebut berulang dalam setiap doaku di waktu hening.
Hari semakin temaram..
di atas bulan purnama samar tersaput kabut yang menebal dan hujan tak pernah berhenti mengetuk-ngetuk di jendela mimpiku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H