Tanah kering dan debu membumbung ke atas..
Jalan tak bernama begitu sepi dan hening
Sesekali terdengat teriakan elang yang melintas di langit biru
Pohon-pohon meranggas menyerah pada terik yang mendera tanpa ampun.
Tak ada manusia lain melintas ditengah hari.
Kubiarkan kaki bersandal jepit menjejak tanah Sumba.
Tanah kebanggaanku
Darah yang mengalir di nadi seperti air sungai mengaliri tanah Marapu ini.
Seperti laut yang menepi di pantai-pantai berpasir putih halus
Di udara yang mengapung hening ku mendengar suara para Rato mendaraskan mantra memuja sang Penguasa Semesta.
Dimana rumah-rumah adat beratap rumbia tinggi merambah labnit, lambang kesatuan dengan sang Esa.
Di savana, para penunggang kuda pembawa tombak memainkan Pasola menjeritkan teriakan kemenangan.
Rambutku menari tertiup angin penjelejah seperti tarian bangsaku yang meliuk cepat berderap menyatu dengan alam.
Tanah Marapu..
Siang malam adalah kehidupan sejak jaman purba..
Batu-batu kubur megalithikum tersebar disemua penjuru negeri..
Kuda berlari bebas lepas di savana-savana luas
Dan hikayat cerita misterius tentang leluhur tersebar dari bibir para tetua.
Bagiku..
Tanah ini adalah kehidupan..
Tanah ini adalah cerita
Tanah Marapu adalah kebanggaan..