Mohon tunggu...
Savitri Chandra
Savitri Chandra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Author

Wanderlust, Writer, Baker, love nature photography People who living extraordinary in the ordinary world

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Memudar

3 Juni 2022   08:18 Diperbarui: 3 Juni 2022   08:52 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu hari,

Aku dan kamu hanya sebuah nisan bernama di tanah sepi dan sunyi.

Kita tidak lagi berkata
Kita tidak lagi bersuara
Kita tidak lagi berdaging
Kita adalah kenangan di hati orang-orang yang kita sayangi..
Kenangan yang akan semakin buram dan samar.

Tetapi...

Aku berharga,

Karena pernah hidup berbagi cerita denganmu
Pernah mengenalmu,
Pernah bersamamu,
Dan pernah...
Mencintaimu.

Kita pernah hadir didunia ini..  
Aku atau kamu yang pertama kali menemukan kita, menjadi tidak penting lagi.
Kita pernah berziarah bersama di dunia ini dalam perjalanan panjang menemui Sang Takdir.

Jika Takdir memanggil kita..  

Tak ada satupun yang bisa menghalangiNya ..

Suatu hari..  

Kita hanya sebuah nisan bernama..  

Namun punya makna pada sejarah masa depan zaman.

Senja sunyi sebelum dua purnama ..

Note : untuk Emril yang masih dalam pencarian.

Untuk Kang Ridwan Kamil dan Istri agar dikuatkan dan diberikan ketabahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun