Ada yang sama dalam tradisi klasik dalam budaya Indonesia maupun Cina yaitu memberikan THR kepada anak pada saat hari Raya.
Kebetulan keluarga kami sudah bercampur banyak budaya dan suku bangsa. Â Jadi sebagai anak-anak tentu senang karena sering mendapatkan THR. Â Bukan hanya saat hari raya saja namun juga kala bisa naik kelas atau insentif karena nilai yang baik.
Sudah bisa dipastikan dalam setahun mereka akan menerima banyak amplop diluar uang sakunya.
Menurutku inilah saat yang tepat mengajarkan bagaimana anak mengelola uang mereka sendiri sejak kecil tentu dengan bantuan orangtua.
banyak hal yang bisa dipelajari anak-anak saat menerima uang dan cara menyikapinya.
Habitus  yang bisa dipelajari oleh anak-anak dalam mengelola uang THR :
1. Belajar tentang angka dan besaran jumlah uang yang diterima.
Setiap pemberian pasti memiliki jumlah tertentu dan didalam selembar uang tertera angka.  Anak-anak bisa diajarkan untuk mengenali angka termasuk banyaknya angka nol yang menyertainya. Sehingga mereka paham.dan menyadari besarnya jumlah uang yang mereka terima.
2. Cara menyimpan uang
Anak-anak akan cenderung menghabiskan uang yang diterima untuk hal-hal yang mereka sukai seperti jajan permen, makanan atau mainan. Â Itu sudah sifat alami anak.
Sebagai orangtua, kita bisa mulai mengajarkan pada anak lebiasaan MENABUNG. Â Awalnya mungkin harus beragumen sebelum anak paham dengan maksudnya menabung duit yang sudah diberikan mereka. Â Namun kita bisa berbicara dan berdiskusi tentu dengan bahasa yang gampang dipahami oleh mereka. Â Dari pengalamanku mendidik anak, sejak kecil mereka kuajarkan untuk menaruh uang THR kedalam dompet masing-masing dan dititpkan padaku. Â Mereka diperbolehkanemgambil kapan saja namun musti ada alasan yang jelas. Â Ketika mereka sudah bisa membuka rekening di bank khusus anak-anak, mereka kubawa ke bank dan membuka rekening atas nama mereka sendiri. Â Menyetorkan uang hasil menabungnya. Â Mereka merasa bangga dengan pencapaiannya karena memiliki buku tabungan pribadi dan atm.
3. Perilaku belanja.
"Jangan besar pasak dari tiang", peribahasa yang selalu diulang-ulang oleh orangtua jaman dahulu.
Walaupun terasa jadul namun peribahasa ini tetap applicable sampai sekarang terutama dikondisi banyak rayuan untuk menggunakan credit card maupun pay later yang kencang. Â Utang itu suatu yang pamali dilakukan menurut ajaran orangtuaku. Â Dan ini kuajarkan pada anak-anak sejak dini. Â Dimulai dari orangtua sehingga anak melihat dan memgikuti yang diajarkan oleh orangtua. "Walk The Talk". Â Bijak dalam belanja, hati-hati dalam memilih barang yang diperlukan dan memgukur kemampuan keuangan.
4. Â Perencanaan
Sudah diajarkan mengenal angka dan jumlah uang, cara menyimpan uang dan memilih dan memilah tingkat kebutuhan. Â Dengan memiliki uang sendiri di tabungan anak bisa belajar untuk merencanakan pengeluaran. Â Misalnya jika mereka menginginkan mainan atau gadget yang mahal mereka akan dengan tertib menyimpan uang di tabungan dan menghindari membeli barang-barang remeh temeh yang tidak diperlukan.
Perencanaan ini akan sangat membantu nantinya jika mereka semakin dewasa karena didalamnya juga ada pembelajaran tentang bagaimana berinvestasi kedepannya.
5. Gaya hidup
Bila mereka terbiasa menabung dan tidak berhutang tentu mereka akan mampu menakar gaya hidup yang sesuai dengan apa yang mereka miliki saat ini. Â Untuk mencapai atau memdapatkan sesuatu mereka sudah terlatih untuk menghitung dan merencanakan pengeluaran dengan matang. Â Jadi tidak mudah bagi mereka untuk hanyut dalam gaya hidup Hedon.
Pengalamanku sebagai orangtua yang menyadari pentingnya pengelolaan uang di masa depan untuk anak membuatku mengajari ketrampilan dalam bidang keuangan agar hidup mereka kedepannya dapat dijalani dengan nyaman dan aman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H