Kelurahan Sumbersari merupakan salah satu kelurahan yang berada di kawasan perkotaan Kabupaten Jember. Sisi positifnya masyarakat yang bertempat tinggal pada kawasan ini mayoritas sudah terbiasa dengan teknologi utamanya smartphone. Benda ini sudah umum digunakan oleh masyarakat mulai dari usia muda hingga dewasa. Karena itu, menjadikan anak sekolah tidak begitu merasa sulit apabila harus u sekolah daring dari rumah masing-masing akibat dari adanya pandemi Covid-19. Selain itu, dengan adanya sekolah daring orangtua mampu mengawasi aktivitas akademik dari anaknya dan juga dapat ikut mendampingi putra-putrinya pada saat kelas online. Hal yang menguntungkan lainnya bagi pelajar adalah kemudahan dalam mendapat sinyal karena letak Kelurahan Sumbersari yang berada diperkotaan. Sehingga tidak ada alasan untuk pelajar tidak dapat mengikuti kegiatan kelas online yang diadakan oleh sekolah dengan alasan tidak adanya jaringan sinyal yang kuat.Â
Adanya sekolah secara online ini juga membawa dampak buruk, yaitu anak lebih sering bermain dengan smartphone yang dimiliki dengan alih-alih untuk sekolah online. Seperti dari beberapa orangtua yang dijadikan sasaran mereka mengeluh bahwa anaknya ketagihan bermain gadget dan meninggalkan kewajibannya untuk belajar. Selain itu, adanya sekolah daring menjadikan anak utamanya yang sekolah dasar kelas 1 dan 2 tidak mengenal lingkungan sekolah dan belum pernah merasakan sekolah secara offline.Â
Seperti yang dikeluhkan oleh salah satu sasaran dalam KKN ini yang menjelaskan bahwa putranya yang sudah menginjak kelas 2 sekolah dasar sama sekali belum dapat membaca, tidak mengenali teman sekelasnya, bahkan wajah dari wali kelasnya saja tidak diketahui. Beliau juga pernah beberapa kali mengajak putranya untuk pergi bersama untuk mengumpulkan tugas di sekolah namun putranya menolak dan menangis karena takut untuk bertemu dengan ibu guru.Tidak hanya permasalahan itu, adanya sekolah secara online seperti ini juga mengakibatkan anak menjadi kurang pergaulan dan tidak memiliki kepercayaan diri dalam berteman. Yang artinya literasi bicara anak menjadi sangat rendah. Masalah lainnya yang dirasakan oleh orangtua adalah sikap anak yang cenderung lebih manja, mudah emosi, dan tidak disiplin apabila belajar bersama orangtua.Â
Berdasarkan hasil sharing dengan sasaran, beliau sering kali mengalami penolakan oleh anaknya saat membimbing untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Hal seperti ini sering terjadi utamanya pada anak yang masih berada di kelas 1, 2, dan 3 SD. Ada banyak sekali hal-hal yang sering dijadikan alasan oleh anak-anak untuk menolak belajar. Ternyata adanya sekolah secara daring ini, mampu menurunkan kemampuan literasi membaca dan kemampuan literasi anak dalam menerima informasi.Dari beberapa masalah diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat literasi dasar pada anak yang ada di tempat studi kasus masih rendah. Oleh karena itu, dengan adanya kesempatan pada KKN kali ini, diadakan program pengenalan literasi dini pada orangtua yang khusunya memiliki putra-putri pada kelas 1, 2, dan 3 sekolah dasar.Â
Dalam pelaksanaannya diberikan paparan materi yang berisikan urgensi dari pentinngnya literasi dini, manfaat literasi dini dan cara-cara untuk menanamkan literasi dini pada anak dengan cara menyenangkan. Cara menyenangkan yang dimaksud adalah menanamkan literasi membaca dengan mnecari kata-kata pada puzzle, menggambar hal-hal yang anak sukai, lalu menyuruh mereka untuk menceritakan apa yang mereka gambar. Selain dengan memeberikan orangtuanya pengetahuan tetang literasi dini, pada anaknya pun diberi pendampingan.Â
Pendampingan yang berikan adalah mengasah literasi dengan menulis, menggambar, dan berdongeng. Upaya yang dilakukan dalam mengasah literasi ini harapannya dapat berguna pada saat anak mulai untuk sekolah offline. Agar mereka lebih percaya diri apabila diberi pertanyaan oleh guru dan tidak merasa malu dengan orang asing.
Adanya kegiatan Kelas KKN ini cukup memberikan hasil yang cukup baik. Dengan adanya materi terkait pentingnya menanamkan literasi dini pada anak, menjadikan orangtua menjadi mengerti dan lebih terbuka tentang manfaat dan cara menanamkan literasi dini dengan menyenangkan. Mereka mengaku sebelumnya sama sekali tidak mengerti bahwa dari kegiatan yang terlihat sederhana seperti berdongeng dan menggambar memiliki dampak yang besar bagi pertumbuhan literasi anak. Selain itu, dengan adanya kelas menulis huruf secara tegak bersambung menjadikan anak menjadi lebih lancar menulis dengan huruf tegak bersambung. Kegiatan kelas yang tak kalah menyenangkan adalah menanamkan literasi dengan cara menyenangkan pada anak-anak. Menurut sasaran yang mendampingi, anak-anak menjadi lebih semangat dalam belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H