Permasalahan stunting masih menjadi momok bagi Indonesia maupun negara-negara berkembang di dunia. Menurut WHO, stunting adalah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan gizi buruk, terserang infeksi yang berulang, maupun stimulasi psikososial yang tidak memadai. Stunting terjadi ketika tinggi badan seorang anak menurut usianya kurang dari 2 standar deviasi, di bawah ketetapan Standar Pertumbuhan Anak WHO. Stunting disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kurangnya pengetahuan mengenai pemberian makan untuk balita, terbatasnya layanan kesehatan, rendahnya akses makanan bergizi, sanitasi, dan air bersih.
Anak - anak yang kekurangan asupan gizi akan memiliki hambatan perkembangan kognitif akibat terganggunya perkembangan otak. Hal ini menyebabkan anak dengan stunting memiliki skor Intelligence Quotient (IQ) 11 poin lebih rendah dibandingkan rerata skor IQ pada anak normal. Selain itu, anak yang mengalami stunting juga mudah terkena penyakit diabetes, stroke, dan penyakit jantung saat dewasa.
Tindakan pencegahan dan penurunan angka stunting memerlukan keterlibatan dari semua pihak, tidak hanya dari pemerintah pusat dan daerah, namun juga dari masyarakat, lembaga swasta, dan universitas, yang dimana semua elemen ini memiliki peran pentingnya masing - masing dalam menurunkan angka stunting di Indonesia.Â
Pemerintah pusat sendiri telah menetapkan strategi percepatan penurunan stunting, seperti menyusun kegiatan untuk meningkatkan pelaksanaan intervensi gizi, memberikan edukasi dan penyuluhan bagi ibu hamil dan menyusui terkait stunting, hingga mendorong para ibu untuk senantiasa mencari informasi terkait asupan gizi dan nutrisi yang baik bagi tumbuh kembang anak.
Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencegah stunting, diantaranya : selalu memenuhi kebutuhan gizi sejak masa kehamilan dengan senantiasa mengonsumsi makanan sehat dan bergizi maupun suplemen atas amjuran dokter, memberikan ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan, memberikan makanan pendamping ASI yang dapat memenuhi gizi mikro dan makro, selalu memantau tumbuh kembang anak secara berkala ke posyandu maupun klinik khusus anak, serta senantiasa menjaga kebersihan lingkungan.
Referensi :Â
https://promkes.kemkes.go.id/pencegahan-stunting
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H