Keluarga sendiri merupakan suatu kelompok sosial pertama dalam kehidupan sosial karena di dalamnya terdapat pengalaman berinteraksi yang nantinya akan menentukan tingkah laku individu untuk berinteraksi di luar lingkungan keluarganya. Keluarga  merupakan suatu kelompok terkecil yang terdiri dari 2 orang atau lebih dan mempunyai tempat tinggal yang sama dan mempunyai hubungan darah, diikat oleh suatu perkawainan atau adopsi dalam suatu keluarga. Goode (1995:17) dalam keluarga inti tediri ayah, ibu dan anak keterbukaan dan penyesuaian saling terkait dalam menciptakan keluarga yang sejahtera, dengan demikian setiap anggota keluarga berkewajiban untuk meningkatkan taraf hidup yang baik terhadap anggota keluarga, untuk mencapai sebuah keluarga yang harmonis, kehidupan keluarga dituntut mempunyai pengetahuan hal -- hal yang berkaitan dengan kehidupan rumah tangga, baik itu cara mendidik anak dengan baik, kesejahteraan keluarga yang terjamin, dan saling bertukar ide atau pemikiran antara suami dan istri.
Peranan Keluarga sangat diperlukan seorang anak dalam menghadapi suatu musibah yang terjadi. Peranan merupakan serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat berhungan dengan fungsi individu di dalam kelompok sosialnya. Soekanto (1998:41) menyatakan bahwa peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan sedangkan Koentjaraningrat (1986) pernanan yaitu tingkah laku dari setiap individu yang dipentaskan suatu kedudukan tertentu dimana ia berhadapan dengan individu -- individ dalam keududukan lainnya. Menurut Scanzoni (1976:27) dalam suatu keluarga pria diharapkan untuk melakukan peran yang bersifat instrumental yang tentunya berorientasi dengan pekerjaan untuk memperoleh nafkah, sedangkan wanita harus melakukan peran yang bersifat ekpresif, tentunya berorientasi dengan emosi manusia serta hubungannya dengan orang lain, dengan demikian laki -- laki disosialisaskikan untuk menjadi lebih aktif dan tegas.
Peran orang tua disini berperan untuk senantiasa mendampingi anak -- anaknya dalam keadaan apapun, mendukung kegiatan kegiatan yang dilakukan, menegurnya bila anak berbuat salah, dan lain sebagainya.
Salah satu contoh studi kasus yang terjadi pada Savira Putri Tyasafitri mahasiswa semester 3, izin berpamitan dengan orang tua nya setelah merayakan perlombaan 17 agustusan di gang perumahannya untuk merayakan hari kemerdekaan. ia berpamit pergi selama kurang lebih 3 hari untuk mengikuti kegiatan organisasi di daerah Pandeglang -- Banten. Â Selama berkegiatan tidak terjadi masalah apa apa semua baik baik saja. Namun ketika perjalanan pulang terjadi kecelakaan kendaraan motor yang ia boncengi. Saat kejadian atau kronologi kejadiannya ia tidak mengingat apa apa sadar -- sadar ketika ia berada di ruang IGD RSUD Drajat Prawira Negara Kota Serang. Sesampainya di rumah sakit teman teman yang lainpun berusaha menghubungi orang tua savira yang berada di Tangerang. dan segera menghampiri savira yang berada di rumah sakit. Dilakukannya CT Scan di rumah sakit sari asih asih, hasil CT Scan bagian kepala menujukkan Allhamdulillah baik baik saja tidak ada masalah walaupun terjadi benjolan di bagian kepala sebelah kiri. Ternyata bagian pinggang kiri kebawah yang sakit dan perlu di rontgen kembali, hasil rontgen menunjukkan bahwa diperlukan tindakan lebih yaitu operasi. Dikarenakan terjadinya kerenggangan di tulang panggul. Selama saya sakit kurang lebih 2 -- 3 bulan orang tua saya selalu mendampingi saya, berdoa untuk kesembuhan saya, memberikatan semangat dengan sikap dan kata kata yang postif.
Secara garis besar tulang dibagi menjadi : tulang panjang misalnya (Femur, tibia, fibula, ulna, dan humerus), tulang pendek misalnya tulang -- tulang karpal, Â tulang pipih misalnya tulang parietal, iga, skapula, dan pelvis, tulang tak beraturan misalnya tulang vetebra, tulang sesamoid misalnya tulang patela, tulang sutura, ada diatap tengkorak (Muttaqin, 2008). Pelvis dibangun oleh dua oskosa masing -- masing terdiri atas os iscium, os ilium, dan pubis. Yang bergabung untuk membentuk asetabulum, bersendi dengan os femur, sacrum dan oksigis. Pelvis terbagi menjadi Pelvis Mayor (pelvis palsu) dan Pelvis Minor (pelvis sejati) oleh apertura pelvis superior. (Hariyanto dan Sulistyowati, 2015)
Patah tulang panggul sendiri merupakan gangguan struktur tulang dari pelvis. Disebabkan oleh jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor atau cedera tabrakan. Minimal dua pertiga pasien ini mengalami cedera berat dan multipel (Syaifuddin, 2010)
Fraktur Pelvis adalah gangguan struktur tulang dari pelvis akibat kecelakaan lalu lintas dan jatuh sehingga menyebabkan terputusnya hubungan tulang pelvis baik tulang pubis atau tulang ilium.
Menurut Muttaqin (2008) pada umumnya Fraktur disebabkan oleh trauma atau aktivitas fisik dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang. Fraktur sering terjadi pada laki -- laki daripada perempuan dengan umur dibawah 45 tahun dan sering berhubungan dengan olahraga, pekerjaan, atau luka yang disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor. Menurut  Helmi (2012) penyebab Fraktur Pelvis biasanya terjadi secara langsung pada panggul karena tekanan yang besar atau karena terjatuh dari ketinggian. Penyebab Fraktur Pelvis yaitu adanya riwayat trauma yang mengenai panggul akibat dari kecelakaan lalu lintas, kecelakaan industri, dan kecelakaan lain seperti jatuh dari pohon atau bangunan (Muttaqin, 2008)
Artinya dapat dismpulkan bahwa Keluarga sendiri merupakan suatu kelompok sosial pertama dalam kehidupan sosial karena di dalamnya terdapat pengalaman berinteraksi yang nantinya akan menentukan tingkah laku individu untuk berinteraksi di luar lingkungan keluarganya. Keluarga  merupakan suatu kelompok terkecil yang terdiri dari 2 orang atau lebih dan mempunyai tempat tinggal yang sama dan mempunyai hubungan darah, diikat oleh suatu perkawainan atau adopsi dalam suatu keluarga. dan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Musibah diartikan sebagai Kejadian yang menyedihkan, menimpa, mala petalaka bencana. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa musibah adalah kejadian atau peristiwa yang menimpa manusia. Mungkin ini merupakan musibah yang menimpa saya pribadi. Setiap musibah yang datang kepada orang mukmin, adalah untuk menguji taraf keimanannya kepada Allah. Semakin mantap seorang Mukmin menyikapi musibah yang datang dengan bersikap sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya, maka semakin mantaplah keimanannya.
 Peranan Orang tua beserta Keluarga sangat berpengaruh dalam kondisi anak yang mengalami Fraktur Pelvis atau Patah tulang. Orang tua berperan terus mendampingi anak, mengambil tindakan yang terbaik untuk anaknya, dan selalu mendukung dengan menyemangati anaknya dengan tindakan dan perilaku dan sikap, serta doa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H