Mohon tunggu...
Raihan Savero
Raihan Savero Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Uncertified Human Race

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebencian Soekarno Terhadap Musik Pop

29 April 2024   00:58 Diperbarui: 2 Mei 2024   08:09 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Soekarno (Sumber Gambar: pophariini.com)

Mungkin pada zaman sekarang perbedaan genre musik sudah sangat lumrah di kalangan anak muda. Dari mulai penggemar musik edm, rock, ataupun jazz sudah sering kita jumpai. Gesekan di antaranya pun acap kali terjadi. Namun bagaimana bila suatu negara melarang suatu genre tertentu?. Tentu hal ini dirasa sangat mustahil terjadi dan pastinya akan mendapat banyak protes terutama dari kaum muda. Namun faktanya hal ini pernah terjadi di Indonesia.

Semua ini dimulai pada tahun 1959, pada saat masa kepemimpinan presiden Soekarno. Pada masa tersebut, pemerintahan Soekarno melarang keras beredarnya lagu-lagu barat. Menurutnya musik-musik barat sangat kental dengan imperialisme barat. Alasan yang cukup sulit diterima, namun perlu diketahui juga jika pada masa itu, bangsa Indonesia baru saja merdeka, mungkin saja pemerintahan pada masa itu masih trauma dengan hal-hal yang kebarat-baratan.

Soekarno sendiri mempunyai julukan terhadap aliran musik Rock n Roll, yaitu musik "ngak ngok". Soekarno menganggap bahwa ngak-ngik-ngok yang populer hanya bersifat menina bobokan para muda-mudi dengan syair-syair cinta yang terlalu melankolis yang mana nantinya akan melemahkan sikap nasionalis para pemuda Indonesia. Ketidaksukaan Soekarno terhadap musik-musik ala Barat itu diungkapkan dalam pidato peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1959.

Grup Band The Beatles (Sumber Gambar: antaranews.com)
Grup Band The Beatles (Sumber Gambar: antaranews.com)

Pemerintah pada saat itu pun mengeluarkan suatu kebijakan dalam bentuk Penetapan Presiden Nomor 11/1963 KUHP. Kebijakan itu dianggap sebagai langkah serius pemerintah dalam membasmi musik "ngak ngok". Lagu lagu The Beatles ataupun Elvis Presley ikut terdampak dari kebijakan pemerintah tersebut. Pasalnya band Koes Plus ikut dipenjara dikarenakan mereka menyanyikan lagu lagu The Beatles. Setelah dibebaskan pun, Koes bersaudara masih tetap dalam pengawasan oleh aparat.

Menurut presiden Soekarno musik Indonesia haruslah musik yang mencerminkan kepribadian Indonesia, serta dapat dijadikan sebagai bagian dari revolusi yang dapat membangkitkan jiwa dan semangat pemuda pemudi Indonesia. Pada zaman tersebut pemerintah serta aparat penegak hukum, seringkali melakukan pembasmian terhadap peredaran musik musik barat, seperti memenjarakan musisi yang memainkan lagu barat, menghancurkan piringan-piringan hitam, dan melakukan razia terhadap orang-orang yang mempunyai rambut gondrong.

Setelah pelarangan musik-musik barat, Industri musik di Indonesia didominasi oleh musik-musik revolusioner dan musik musik India pun bisa berkembang dengan sangat pesat pada masa ini.

Refrensi:

Pratiwi, Ayu., Nasution. (2014). LARANGAN SOEKARNO TERHADAP MUSIK BARAT TAHUN 1959-1967. AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/8864

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun