Benda ajaib itu tiba Menyusur lantai halaman Bersama munculnya wajah mentari Baunya khas menjejali hidung Segera kusergap lembar-lembarnya Halaman olaharaga hanya sekilas Tak seperti dulu Ketika bola jadi candu remajaku Kini politik sungguh ramai Menyesaki ruang juga halaman Sesekali ditimpali analisa ekonomi Lalu seminggu sekali berkisah seni budaya Terima kasih buatmu Si pembebas jiwa dari penjara Ketidaktahuan dan kekerdilan Ketakutan dan keminderan Sudah seribu cakrawala kau hadirkan Di otak mungil penuh misteri ini Aku ingin bertemu bosmu Demi suatu pesan penuh keluguan “Naiknya jangan cepet2 ya!”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H