Were adalah kota kecil disudut selatan kecamatan Golewa. Kota kecil yang ramah, aman dan damai yang selalu membawa kerinduan bagi perantau.
Perantau pasti rindu dengan melihat kabut tebal, grimis bahkan hujan yang tidak kenal musim.
Ataukah masih ingat rintik - rintik hujan yang membasahi tanah were ?
Rindu melihat pucuk - pucuk bambu dan bukti Wolobeo mulai diselimuti kabut tebalÂ
Kota kecil yang dikenal dengan pengunggah lagu daerah dengan syair yang menarik selalu menjadi penghibur pendengar dimanapun berada.
Were sepekan kemarin dihangatkan dengan kematian tidak wajar dikalangan masyarakat sekitar. Bukan karena sebagai tumbal ataupun orang yang sengaja membuat orang meninggal.
Berdasarkan rilis  informasi dari pihak kepolisian dua korban yang meninggal  ditanah were sepekan terakhir karena  kecelakaan.
Were bukan seperti dulu lagi, kasus kematian tidak wajar seakan menjadi tradisi karena sudah dianggap biasa.
Tanah Were yang semakin ramai dengan kendaraan roda dua, roda empat bahkan roda enam sehingga perlu kita waspada atau hati - hati sebagai pengguna jalan karena kejadian datang tidak pernah berikan alaram atau tanda.
Were, 21 Oktober 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H