Tanaman merupakan suatu jenis organisme yang bisa diambil faedahnya seperti obat-obatan, dikonsumsi dan bisa juga sebagai hiasan. Namun, dalam penggunaan secara umum tanaman kerap kali disandingkan dengan tumbuhan, padahal sebenarnya itu berbeda. Jadi, perbedaan tanaman dan tumbuhan yaitu tanaman adalah tumbuhan yang sengaja ditanam pada suatu media sedangkan tumbuhan tumbuh secara alami pada permukaan bumi. Walaupun pada hakikatnya tanaman dan tumbuhan adalah sama.
Hampir semua tanaman ialah tumbuhan namun secara khusus tanaman sendiri adalah tumbuhan yang sengaja ditanam untuk dimanfaatkan nilai ekonominya. Menurut Harjadi (2019) istilah tanaman pertanian didefinisikan sebagai semua tanaman yang dikelola oleh manusia untuk mendapatkan berbagai manfaat salah satunya manfaat ekonomi. Yang akan dibahas di sini adalah tanaman hias yang memiliki gelar yang cukup unik yaitu bunga edelweis.
Tanaman edelweis atau yang dikenal juga dengan sebutan bunga senduro yang berasal dari Jawa. Menurut mitos bunga ini sebagai lambang cinta yang abadi bagi seseorang, makanya bunga ini sangat populer bagi anak muda yang masih hangat-hangatnya dengan cinta. Kemudian, atas keunikan dengan mengeluarkan aroma wangi saat mekar membuat bunga ini menjadi daya tarik tersendiri.Â
Bunga Edelweis termasuk tanaman yang langka karena bunga ini memiliki habitat yang spesifik dan perkembangbiakan yang lambat. Selain itu, pemanfaatan yang berlebihan dan perubahan habitat juga menjadi faktor yang mengancam keberlangsungan hidup bunga edelweis termasuk dalam kelompok tanaman endemik. Oleh sebab itu bunga ini dimasukan dalam daftar tanaman yang dilindungi maka tidak boleh sembarangan dipetik.Â
Tanaman Edelweis yang sering ditemukan di beberapa gunung di Indonesia seperti Gunung Rinjani, Gunung Merbabu, Gunung Semeru, dan Gunung Papandayan yang memiliki tanah yang subur dan mudah mendapat sinar matahari dalam proses pertumbuhan bunga cantik ini yang akan mekar sekitar bulan  April hingga September serta terkenal akan lamanya waktu mekar yang lama. Ternyata, bunga ini mampu mekar dan bertahan hingga 10 tahun lamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H