Mohon tunggu...
Saut Donatus Manullang
Saut Donatus Manullang Mohon Tunggu... Akuntan - Aku bukan siapa-siapa! Dan tak ingin menjadi seperti siapa-siapa.

Damailah Negeriku!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sesat Pikir Para Kritikus Jelang Pemilu Di Media Sosial

22 Maret 2014   21:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:37 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi

Menjelang Pemilu Pileg dan Pilpres di tahun 2014 ini, banyak para kritikus dadakan bergentayangan di dunia maya, khususnya di jejaring media sosial. Tentu kritik yang disampaikan berkenaan dengan para peserta yang akan bersaing dalam pemilu ini. Anehnya walaupun mereka sering menuliskan kata-kata hujatan, caci maki dan sampah-serapah yang sebagian besar mengandung provokasi, mereka tetap  bersikukuh disebut sebagai kritikus bukan penghujat.  Mungkin supaya kedengaran keren kali ya.

Lebih aneh lagi, kritik, hujatan, caci maki yang disampaikan hanya kepada salah satu capres tertentu. Sangat kentara sekali kebencian yang telah beranak pinak di hati mereka. Entah apa sebabnya. Dalam memberikan komentar, mereka tidak secara terus terang menyebut capres mana sebenarnya yang mereka dukung. Namun saat ditanya:”Capres yang anda kritik banyak cacatnya, lalu siapa donk presiden yang pantas tak bercela menurut anda?” Mereka pasti menjawab, saya tak mendukung siapa-siapa.

Loh! Kalau gak dukung siapa-siapa, kenapa hanya menjelek-jelekkan salah satu capres saja? Khan sudah ada beberapa orang yang menyatakan diri sebagai calon presiden.

Dari banyak grup di media social , ada beberapa kalimat yang sering muncul digunakan untuk menyerang salah satu capres di antaranya:

1. Jika si Anu terpilih maka si Anu akan dijadikan presiden boneka. (Boneka cantik dari India kali ya)

2. Si Anu khan didukung oleh pengusaha-pengusaha kolormerat-kolormerat hitam yang ada maunya. (kalau pengusaha berkulit hitam sih...banyak)

3. Eh..tau gak! Si anu itu nyapres didukung oleh Amerikia, Zionis, dan anggota free Mansion...(kayak merek miras ya..)

4. Si anu itu agen asing loh, disetting nyapres untuk kepentingan asing, majikannya tuh. (Maksudnya agen minyak tanah atau agen CIA kali ya..)

5. Si anu itu keturunan Cino, pada dasarnya dia itu tafir, eh kafir (untung bukan Tapir)

6. Die kan sebenarnya korupsi-korupsi juga, hanya belum ketauan... (Kasih tahu donkk..)

7. Pokoknya dia ga pantes nyapres deh, liat aja tampangnya tuh. Malu-maluin. Nyang cakepan dikit napa?

Entah mengapa baik facebook, twiter dan kompasiana, kalimat-kalimat seperti itu sangat mudah menemukannya. Mereka hanya bermodalkan copas kanan-copas kiri. Atau mereka menyerap informasi dari media online begitu saja lalu mengirimkan tautan berita tersebut.

Padahal seluruh jagad dunia maya tahu, banyak berita yang ditampilkan oleh media online tidak sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik yang benar.

MENGAPA DISEBUT SESAT PIKIR?

Diskusi dalam dunia si maya, sering ditemukan dinamika interaksi yang cenderung semakin panas dalam berargumen. Umumnya topik yang sering berpotensi mengundang polemik adalah agama dan politik. Dalam kondisi diskusi panas membara, akan kelihatan pola pikir sesat di antara mereka.

Oh ya, agar tidak salah tafsir dan bias. Defenisi "Kesesatan atau sesat Pikir" di sini adalah kesalahan yang terjadi dalam aktivitas berpikir karena penyalahgunaan bahasa (verbal) dan/atau relevansi (materi) dan merupakan bagian dari logika yang mempelajari beberapa jenis kesesatan penalaran sebagai lawan dari argumentasi logis.

1. Sesat Pikir ala Egocentric Righteousness

Kalau terjamahan versi saya "Egocentrik Righteousness" adalah Kebenaran hanya pada diri sendiri.

Orang seperti ini cenderung berpikir:"Akulah yang maha tahu, Akulah maha benar, di luar itu semua salah. Merasa paling superior dan hebat. Orang semacam ini akan mati-matian mempertahankan opininya, Tidak mau melihat satu masalah dari sudut pandang lain.

Kalau sudah dihinggapi sesat pikir ini, maka orang tersebut akan tutup telinga dan hanya buka mulut. Orang ini cenderung hanya mempertahankan yang dia tahu, tanpa berkeinginan mempelajari gagasan-gagasan lain selain yang diyakini selama ini. Rujukan komentar dan opininya hanya orang atau media yang satu pemikiran dengan dia.

2. Sesat Pikir ala  Egocentric Myopia.

Myopia itu artinya gak bisa melihat objek jauh atau rabun jauh. Orang seperti ini adalah orang yang tidak mau menggeser tempat duduknya untuk melihat objek dari sisi lain. Wawasannya sempit, tidak berani keluar kotak. Mengemukankan argumennya berdasarkan ketidaksukaan semata. Dalam  politik, orang dengan pola pikir ini adalah  seseorang partisan partai tertentu atau tokoh tertentu. Di matanya partai lain dianggap tidak baik atau salah. Sedangkan partai/tokoh yang didukung adalah maha benar dan baik. Pokoknya dia tidak suka warna bendera partai lain selain warna bendera partai dukungannya. Tidak berkeinginan mempelajari gagasan-gagasan lain selain yang diyakini selama ini. Semestinya sikap suka atau tidak suka didasarkan pertimbangan yang lebih substantif dan obyektif.

Sebenarnya ada 4 lagi jenis sesat pikir dalam buku "Brain Management for Self Improvement" karya dr. H. Taufiq Pasiak, M. Pd. I. , M. Kes., di sini sengaja hanya 2 disampaikan yang menurut hemat saya lebih relevan dengan pola pikir para kritikus dunia maya di masa kampanye ini.

AKIBAT PIKIR SESAT

Nah akibat pikir sesat tidak jarang muncul argumen-argumen yang mengarah kepada hal-hal negatif dan biasanya melibatkan emosi. Argumennya cenderung menyerang pribadi bukan lagi fokus ke topik yang dibicarakan. Mereka akan memaki, mencaci, mengkerdilkan lawan diskusi bahkan ada yang mengancam. Dan ini menjadi kesesatan baru yaitu disebut Kesesatan Relevansi yaitu:

1.Argumentum ad Hominem Tipe Abusif

Argumen diarahkan untuk menyerang manusianya secara langsung. Penerapan argumen ini dapat menggambarkan tindak pelecehan terhadap pribadi individu yang menyatakan sebuah argumen.

Hal ini keliru karena ukuran logika dihubungkan dengan kondisi pribadi dan karakteristik personal seseorang yang sebenarnya tidak relevan untuk kebenaran atau kekeliruan isi argumennya. Argumen ini juga dapat menggambarkan aspek penilaian psikologis terhadap pribadi seseorang.

Contohnya:"Eh kamu khan hanya sarjana Strata-1, Kehutanan lagi, mana mungkin kamu bisa menjadi pemimpin yang benar."

Kesesatannya : "Tingginya pendidikan akademis dan gelar seseorang, bukan jaminan seseorang itu berhasil memimpin. Banyak orang sukses tanpa gelar akademis yang disematkan di namanya.

2. Argumentum ad Hominem Tipe Sirkumstansial

Tipe ini menitikberatkan pada perhubungan antara keyakinan seseorang dan lingkungan hidupnya. Tipe ini juga menunjukkan pola pikir yang diarahkan pada pengutamaan kepentingan pribadi, sebagai contoh: suka-tidak suka, kepentingan kelompok-bukan kelompok, dan hal-hal yang berkaitan dengan SARA.

Contoh : "Dia kan bukan seagama denganku, tidak mungkin dia bisa memimpin kota ini dengan baik.

Kesesatannya : "ketidak setujuan bukan karena hasil penalaran dari argumentasi, tetapi karena lawan bicara berbeda agama.

Bagaimana kita menghadapi orang-orang seperti yang dijabarkan di atas jika bertemu di dunia maya?

Kalau saya pribadi jika suasana sudah tidak kondusif, saya akan biarkan mereka berceloteh sendiri. Beri ruang untuk sendiri. Jangan terbawa emosi. Biarkan arena miliknya sendiri. Ya namanya juga dunia si maya.

Oh ya, kelupaan, ada satu lagi jenis sesat pikir menurut saya pribadi. Apa itu???

“Orang yang sesat yang ikut-ikutan berpikir sesat walaupun hanya sesaat.”

Orang jenis ini ibarat kapas yang terbang kemana angin suka.

Boleh kritis, tapi jangan sinis!

Sumber : wikipedia

Salam damai,

Parjalpis Siantarcity

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun