Mohon tunggu...
Sausan Zahra
Sausan Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Negeri Padang yang sedang mengikuti program MBKM yaitu Pertukaran Mahasiswa Merdeka angkatan 4 di Universitas Pendidikan Indonesia. Saya merupakan seseorang yang gemar membaca dan mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Kesenian Benjang Melalui Film Bebenjangan

27 Februari 2024   16:05 Diperbarui: 27 Februari 2024   16:09 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Poster Bebenjangan - FTV UPI

Sebelum kita masuk ke pembahasan film dokumenternya, perkenalkan nama saya Sausan Zahra asal Jambi yang berkuliah di Universitas Negeri Padang pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan sedang mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM4) di Universitas Pendidikan Indonesia.

Pada kegiatan Modul Nusantara tanggal 24 Februari 2024, saya dan teman-teman kelompok menonton film dokumenter yang berjudul “BEBENJANGAN” dan disutradarai oleh teh Belva Atsil Rismayandi. Film dokumenter ini merupakan karya mahasiswa Fakultas Pendidikan Seni dan Desain Universitas Pendidikan Indonesia, yaitu mahasiswa Jurusan Film dan Televisi angkatan 2021. Film dokumenter ini sebagai salah satu luaran dari matakuliah Studio Documentaries Film dan Televisi pada saat mereka berada di semester 3.

sumber: dokumentasi pribadi
sumber: dokumentasi pribadi

Banyak perhatian serta presetasi yang telah diukir oleh film Bebenjangan, yaitu memenangkan kategori film dokumenter terbaik atau The best documentary film pada LSPR Film Festival Screening & Awarding 2023. Selain itu, Bebenjangan juga masuk dalam nominasi Film Dokumenter Pendek Terpilih pada Penghargaan Piala Maya 2023.

Bebenjangan berasal dari kata “benjang” yaitu kesenian tradisional dari Ujungberung, Bandung yang memadukan seni dan beladiri. Saat ini, benjang menjadi hiburan dan sering ditampilkan dengan kesenian lainnya. Benjang ini sendiri terdiri dari Benjang Helaran, Benjang Topeng, serta Benjang Gulat. Bebenjangan ini biasanya tampil dalam acara khitanan yang bertujuan untuk mengalihkan perhatian anak dari rasa sakit selepas di khitan.

Teh Belva dan rekan-rekannya mengangkat tema benjang ini dalam film dokumenter dikarenakan saat ini banyak seniman-seniman benjang yang melakukan perlakuan tak senonoh kepada para penikmat seni benjang. Seniman-seniman tersebut menggunakan dalih bahwa saat melakukan benjang mereka tidak sadar atau ‘kesurupan’, namun pada kenyataannya mereka melakukan hal tersebut dalam keadaan sadar. Korban pelecehan yang dilakukan oleh seniman benjang ini merupakan perempuan-perempuan yang sedang menonton pertunjukan benjang. Oleh karena inilah seni benjang diangkat menjadi film dokumenter oleh teh Belva dan teman-teman, agar terjadi perubahan yang lebih baik pada seni benjang.

Reporter: Sausan Zahra

Editor: Salsa Solli Nafsika, M.Pd.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun