Mohon tunggu...
Sausan Shofiyya
Sausan Shofiyya Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Hobi Traveling yang Menantang

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Dukungan Psikologis - Konseling dan Terapi Teaping untuk Korban Gempa Kertasari Bimbingan Konseling Islam UIN Bandung

7 Oktober 2024   17:38 Diperbarui: 7 Oktober 2024   17:48 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Zulfa, 2024

Secara letak geografis dan geologis Indonesia merupakan area yang masuk dalam daerah rawan bencana. berdasarkan kejadian bencana yang terjadi sepanjang tahun 2023, didukung langsung dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, sejak 1 Januari hingga 26 Juli 2023 telah terjadi 2.034 Kejadian bencana, dalam kejaidan ini didominasi oleh kejadian banjir dan cuaca ekstrem.

Salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia adalah gempa bumi, bencana alam ini selain mengakibatkan kerusakan secara fisik dapat juga mempengaruhi kondisi psikis korban. Dalam hal ini pemerintah wajib memberikan perlindungan khusus bagi korban bencana, berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. Bencana, termasuk memberikan perlindungan kepada kelompok rentan, seperti anak, ibu hamil dan menyusui, serta lansia. Perlindungan yang dimaksud salah satunya termasuk melalui upaya pendampingan psikososial, dari pengobatan sampai pemulihan untuk mencegah mengalami dampak yang lebih buruk dikemudian hari.

            Begitu pun gempa bumi yang terjadi di wilayah Kabupaten Bandung salah satunya di wilayah Kecamatan Kestari yang berkuatan Magnitudo (M) 5,0 yang guncangannya terjadi pada tanggal 18/09/2024 sekitar pukul 09.41 WIB. Berdasarkan data dari Badan Penagnggulangan Bencana Daerah (BPBD) ada delapan desa yang terdampak gempa.

            Ratusan rumah mengakibatkan rusak termasuk sejumlah fasilitas umum, seperti puskesmas, masjid, dan sekolah dengan tingkat kerusakan ringan, sedang dan berat atau hancur. Sementara ratusan warga juga mengalami luka ringan, sedang, dan berat. Ada Sebagian warga yang mengungsi ke tempat yang lebih aman seperti mendirikan tenda dan menepati tenda dari BPBD Provinsi Jawa Barat serta instansi dan Lembaga lainnya.

            Selain berdampak pada kerusakan rumah dan fasilitas lainnya tentu saja gempa di Kecamatan Kertasari juga menimbulkan trauma bagi warga. Tidak sedikit dari para korban takut kembali ke rumah dan memilih mengungsi di tenda pengungsian. Upaya pemulihan kondisi dilakukan pemerintah hingga relawan kemanusiaan untuk memberikan layanan konseling dan trauma healing untuk warga sekitar. Salah satunya di lakukan oleh Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

            Dalam hal ini mahasiswa UIN Bandung melakukan kunjungan terhadap korban gempa yang berada di daerah Kertasari untuk melaksanakan Dukungan Layanan Psikologis bagi korban gempa khususnya di wilayah Desa Cikembang yang dilaksanakan pada tanggal 28-29 September. Dalam hal ini mahasiswa di bagi beberapa kolompok dan ada yang menangani anak-anak maupun orang dewasa, agar kegiatan ini menjadi efisien dan lebih merata.

            Adapun Layanan Dukungan Psikososial yang diberikan untuk orang dewasa di fokuskan dengan cara membuka konseling dan terapi tapping. Hal ini diawali dengan pemberian layanan konseling dan framing kepada ibu-ibu, dilanjutkan dengan melakukan pre test untuk mengukur tingkat kecemasan, stress, dan rasa aman. Lalu memberikan layanan terapi tapping yang diiringi dengan afiramsi-afirmasi positif yang diberikan oleh relawan dari Mahasiswa.

            Dengan terapi teaping dilakukan dengan cara melakukan ketukan lembut pada titik-titik meridian tubuh sambil mengarahkan fokus pada isu-isu emosional tertentu yang memicu stres. Terapi ini membantu mengurangi emosi negatif, seperti kecemasan, ketakutan, dan rasa tertekan, yang sering kali dialami oleh ibu-ibu. Setelah melakukan konseling dan terapi kegiatan tersebut diakhiri dengan melakukan post test, dalam hal ini dapat di simpulkan bahwa setelah melakukan konseling dan terapi teaping semua ibu-ibu menangis dan merasa sudah lebih tenang, berkurangnya cemas, dan hilangnya rasa takut

Melalui konseling dan terapi teaping memberikan pendekatan yang holistik dalam mendukung pemulihan psikologis korban gempa. Konseling membantu korban untuk menggali dan memproses emosi terdalam mereka, sementara terapi teaping cara untuk meredakan gejala-gejala emosional yang muncul secara tiba-tiba. Dengan adanya layanan ini, para korban diharapkan dapat kembali menjalani kehidupan mereka dengan lebih kuat, baik secara mental maupun emosional. Layanan dukungan psikososial ini tidak hanya membantu mereka mengatasi trauma, tetapi juga membangun ketahanan dan kepercayaan diri dalam menghadapi masa depan setelah bencana.

Sumber Gambar : Zulfa, 2024
Sumber Gambar : Zulfa, 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun