Mohon tunggu...
Sausan Armaneta
Sausan Armaneta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sausan A

penulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswi UNEJ Bantu UMKM Terdampak Pandemi untuk Survive

7 September 2021   22:15 Diperbarui: 7 September 2021   22:13 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan Kerja Nyata (KKN) periode III kembali diselenggarakan oleh Universitas Jember di tahun ini. Berlangsung selama bulan Agustus hingga September, konsep yang ditawarkan pun masih tetap sama dengan periode sebelumnya yaitu Back to Village (BTV) yang diselenggarakan di tempat asal masing-masing mahasiswa.

Sebagai mahasiswa yang berpartisipasi pada KKN BTV III ini memilih Desa Gemurung, Kecamatan Gedangan sebagai lokasi desa KKN saya. Desa gemurung merupakan satu dari lima belas desa yang ada di Kecamatan Gedangan. Terdapat 5 Rukun Warga, 28 Rukun Tetangga, dan 1350 Kepala Keluarga yang ada di desa ini. Pada Desa Gemurung usaha yang dilakukan oleh kelompok masyarakat terbanyak adalah pedagang. Salah satunya adalah pengusaha telur asin "ARSY".

Kantor Desa Gemurung

Usaha ini cukup menarik, karena merupakan satu-satunya penghasil telur asin di Desa ini. Usaha telur asin memiliki tempat pengolahan yang cukup besar yang berada di belakang rumah pemiliknya. Bahkan Hurrotul Unsiyah, selaku pemilik usaha, mempunyai 5 kandang bebek yang berukuran 6x5 meter dengan sekitar 1000 ekor bebek. 

Setiap bulannya Unsiyah mampu menjual hingga 2000 telur asin mentah, 1500 telur asin yang matang dan 2000 telur bebek mentah per bulannya. Usaha telur asin “ARSY” ini mendistribusikan produknya ke warung-warung terdekat dan juga menerima pesanan untuk acara. Warga sekitar juga dapat membelinya secara eceran.

dokpri
dokpri
Wawancara dengan pemilik usaha

Dengan tempat pengolahan yang cukup besar, usaha telur asin ini terkenal di seluruh penjuru desa. Namun, karena adanya pandemi sejak satu setengah tahun yang lalu omset usaha telur asin ini menurun. Omset yang menurun ini dikarenakan tidak adanya orang yang mempunyai hajatan pada masa pandemi ini. 

Sehingga Unsiyah terpaksa untuk mem-PHK seluruh karyawannya yang berjumlah 10 orang. Untuk saat ini pengelolaan usaha pembuatan telur asin hanya dilakukan oleh Unsiyah dan suaminya, sehingga produk yang dihasilkan juga menjadi lebih sedikit. 

“Iya, Mbak. Pandemi ini sangat berdampak besar pada usaha saya. Banyak usaha yang lain juga pada tutup. Saya masih bersyukur usaha masih bisa bertahan” Jelas Unsiyah. Oleh karena itu saya tertarik untuk membantu pengembangan usaha telur asin “ARSY” ini agar bisa lebih dikenal masyarakat.

Dari latar belakang diatas maka disusunlah program kerja KKN saya ke dalam roadmap berikut.

  • Minggu Pertama     : Melakukan observasi. Di minggu ini dilakukan pencarian sasaran yang cocok yaitu pelaku usaha UMKM yang terdampak pandemic covid-19 disekitar desa Gemurung, Sidoarjo kemudian mengamati permasalahan yang terjadi
  • Minggu Kedua        : Melakukan pengenalan pemasaran digital kepada sasaran dengan media sosial Instagram. Pada minggu ini saya mencari materi-materi yang akan disampaikan untuk mengenalkan pemasaran digital, kemudian disampaikan langsung kepada pelaku usaha sasaran.
  • Minggu Ketiga        : Melakukan pembuatan kemasan yang efektif dan efisien untuk pendistribusian produk.
  • Minggu Keempat    : Membantu menjalankan akun media social Instagram sasaran dengan mengunggah postingan yang dapat menarik pembeli. Kemudian pada akhir minggu dilakukan evaluasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun