Mohon tunggu...
sausan aliyyah
sausan aliyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya adalah Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hobi bersepeda, menulis, membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Metode Dakwah dalam Al-Qur'an: Berdiskusi atau Berdebat?

7 Mei 2024   09:33 Diperbarui: 7 Mei 2024   09:34 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pinterest 

Ditulis oleh: Syamsul Yakin dan Sausan Aliyyah 

Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Metode adalah memilih cara yang benar. Metode dakwahnya adalah memilih dakwah yang sesuai dengan strategi dan pendekatan dakwah.

Pendekatan dakwah yang digunakan para dakwah terbagi dalam strategi dakwah. Strategi dakwah yang dipilih oleh para dakwah kemudian dibagi lagi menjadi metode dakwah.

Ada tiga metode dakwah, dalam Al-Qur'an: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantalah mereka dengan cara yang baik" (QS. al-Nahl/16:125)

Metode dakwah yang pertama adalah dengan bilhikmah (dengan hikmah). Menurut Syaikh Nawawi dalam bukunya Tafsir Munir, bilhikmah menggunakan dalil atau bukti yang tepat. Orang-orang yang memiliki hikmah  disebutkan dalam Al-Qur'an sebagai orang yang diberikan karunia yang banyak. "Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, dia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak"(QS. al-Baqarah/2: 269).

Metode dakwah yang kedua adalah dengan memberikan pelajaran yang baik. Bagi Syekh Nawawi, pelajaran yang baik adalah bukti yang meyakinkan. Bagi Ibnu Katsir, menurut tafsirnya, pelajaran yang baik adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan pelajaran dalam Al-Quran dan peninggalan suci Nabi.

Metode dakwah yang ketiga adalah melalui perdebatan yang baik atau diskusi. Artinya, tulis Ibnu Katsir, da'i dalam kondisi tertentu harus berdebat atau membantah. Namun, harus melakukannya dengan cara yang benar. Lanjut Ibnu Katsir, jalan yang benar adalah lemah lembut dan bijaksana.

Bagi Syekh Nawawi. Perdebatan yang baik adalah dengan menggunakan alasan yang terstruktur (logis dan sistematis).

Hal ini diutarakan Syekh Nawawi mengingat manusia terbagi menjadi tiga. Pertama, orang yang berakal sehat. Kedua, manusia mempunyai penalaran yang jelas tapi, belum sempurna akal sehatnya. Ketiga, yang hanya suka berdiskusi tanpa ilmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun