Mohon tunggu...
Sausan Maharani
Sausan Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Travelling, Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa KKN-PPM UNAND 2022 Nagari Ujung Gading Olah Limbah Organik Menjadi Pupuk Kompos Organik

12 September 2022   00:35 Diperbarui: 12 September 2022   00:46 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Foto bersama penyuluh pertanian dan kelompok tani (Sumber : dokumen pribadi

Mahasiswa Unand melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Andalas (KKN - PPM UNAND) tahun 2022 untuk angkatan 2019 di Nagari Ujung Gading, Kabupaten Pasaman Barat yang berlangsung dari 25 Juli 2022 - 27 Agustus 2022.

Sebanyak 25 orang mahasiswa/i KKN PPM Unand Nagari Ujung Gading di bawah bimbingan ibu Dr. Khairani, SH. MH melaksanakan berbagai program kerja di Nagari Ujung Gading yang bertujuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan di bidang masing-masing mahasiswa. 

Selain melaksanakan program kerja yang sesuai dengan Ketentuan Perguruan Tinggi, Mahasiswa/i KKN PPM Unand juga antusias dalam membersamai kegiatan masyarakat di Nagari Ujung Gading, seperti mengikuti bakti sosial, menghadiri pengajian, sholat berjamaah, membantu kegiatan penimbangan massal di posyandu, membantu meminta dana Perayaan Hari Besar Nasional (PHBN), menjadi panitia lomba dalam memeriahkan 17 Agustus 2022, melaksanakan goro dan masih banyak kegiatan lainnya.

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan KKN PPM Unand 2022 di Nagari Ujung Gading, salah satu mahasiswa gelar kegiatan Sosialisasi Sekaligus Penyuluhan mengenai " Pembuatan Pupuk Kompos Organik Padat" yang dilaksanakan di kebun pertanian milik pak Anta yang merupakan salah satu warga Nagari Ujung Gading yang beralamat di Jl.sawah, Tamiang 1 Jorong Saroha, Nagari Ujung Gading, Kecamatan Lembah Melintang, Kabupaten Pasaman Barat, Selasa (9/8/2022).

Gambar 2. Penyampaian materi pupuk kompos organik padat (Sumber : dokumen pribadi)
Gambar 2. Penyampaian materi pupuk kompos organik padat (Sumber : dokumen pribadi)

Kegiatan Sosialisasi sekaligus Penyuluhan, dilatarbelakangi oleh banyaknya sisa-sisa bahan organik pertanian dilingkungan sekitar yang belum termanfaatkan seperti sekam padi. Mahasiswa berinovasi untuk memanfaatkan itu sebagai alternatif kelangkaan dan mahalnya pupuk kimia di masa sekarang ini. 

Kegiatan ini diarahkan oleh buk Desi Rahmiaty S.P selaku Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Lembah Melintang, dihadiri oleh Bapak/Ibu Penyuluh Pertanian Kecamatan Lembah Melintang, Bapak/Ibu anggota Kelompok Tani Jorong Saroha, dan dibersamai oleh teman-teman KKN PPM Nagari Ujung Gading 2022.

Kegiatan Sosialisasi sekaligus Penyuluhan itu diawali dengan pembukaan oleh moderator (Sausan Maharani), dilanjutkan dengan kata sambutan dari ketua KKN PPM Unand 2022 (Gita Ramadhanu), kata sambutan dari Bapak Penyuluh Pertanian Jorong Saroha (Ali Akbar), Kata Sambutan dari Bapak Jorong Saroha (Ahmad Huda Lubis), dan pengarahan Sosialisasi sekaligus Penyuluhan dari Kak Desi Rahmiaty S.P sebagai Koordinator BPP Kecamatan Lembah Melintang. Sebelum penyampaian materi, panitia membagikan brosur terlebih dahulu ke semua tamu undangan.

Pupuk kompos adalah pupuk campuran yang terdiri dari bahan organik, seperti daun, jerami atau sekam padi yang telah membusuk dan dicampur dengan kotoran hewan yang akan di fermentasikan. Pupuk kompos organik padat memiliki beragam manfaat diantaranya meningkatkan kesuburan tanah, membantu memperbaiki karakteristik dan struktur tanah, membantu meningkatkan aktivitas mikroba pada tanah, membantu meningkatkan daya serap air tanah, membantu meningkatkan kualitas hasil panen, membantu menyediakan unsur hara pada tanah, membuat tanah menjadi lebih gembur dan tidak keras, menekan pertumbuhan penyakit tanaman, dan menyediakan vitamin dan juga hormon yang dibutuhkan oleh tanaman.

Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk kompos organik padat cukup sederhana yaitu dengan menggunakan sisa-sisa bahan organik dilingkungan sekitar. Alat yang digunakan yaitu ember sebagai tempat air, terpal sebagai alas, dan aqua botol ukuran 500 ml sebagai wadah campuran antara air, gula merah ¼ kg, dan Em4 sebanyak 2 tutup botol yang diaduk secara merata dan dilarutkan selama 1 malam, dikenal dengan istilah "molase". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun