Mohon tunggu...
sausan salwa
sausan salwa Mohon Tunggu... -

nihonggo gakka

Selanjutnya

Tutup

Politik

Golput Bukan Solusi

19 Juni 2013   13:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:46 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemuda merupakan tulang punggung bangsa katanya,pusat kekuatan dan sumber energi bangsa. Bahkan bapak Negara pun pernah berkata bahwa hanya dengan 10 pemuda, ia mampu menguncang dunia. Begitulah bapak Negara menggambarkan betapa besarnya peran pemuda dalam perubahan. Dan bayangkan, ada berapa pemuda di negeri yang penuh dengan nikmat Tuhan ini? Di negeri yang sumber daya alamnya melimpah ruah,-jutaan pemuda! Seharusnya kita mampu mengguncang galaksi!
namun mengapa, kini dengan jutaan pemuda, jangankan mengguncang dunia meneriaki dunia pun kita tak mampu. Bahkan, melindungi pertiwi pun kita gagal, menghapus air matanya pun kita tak sanggup. Kemana larinya para pemuda? Apakah mereka mereka memilih berpura-pura tuli dengan tangis pertiwi? Berpura-pura butan dengan ratap anak negeri? Dan lebih memilih melihat dan mendengar tarian-tarian artis korea di televisi??

Kita pemuda, kita agen of change, kita mesin penggerak perubahan, maka bergeraklah!

Kita tahu negeri ini sedang goyah, katanya kekuasaan ditangan rakyat, tapi penguasa tak berpihak pada rakyat, hukum bisa dibeli, hukum bagai pisau yang tajam ke bawah, menguliti rakyat menyelamatkan yang beruang. Korupsi mulai terdengar lumrah, tak lagi menjadi aib. Yaah sudah biasa katanya.
Di negeri politik yang carut-marut ini, tak seharusnya pemuda lari, bersembunyi tak ambil pusing.
kalau bukan kita yang meluruskan benang kusut ini siapa lagi?
jika Seseorangingin mengubah nasib negeri ini, harus menjadi bagian dari politik carut marut negeri ini. Bukan untuk turut meramaikan kekusutan politik bangsa ini, tapi menjadi pelurus untuk benang yang kusut. Jutaan pemuda bukanlah jumlah yang sedikit, mengingat sebagian besar jumlah penduduk bangsa ini terdiri dari pemuda, maka ini dapat menjadi sasaran empuk para politikus rakus, untuk meraih suara di pemilu yang tak lama lagi, berbagai cara dilakukan termasuk membeli suara dan mengumbar janji-janji palsu.

Jika mereka cukup licik dengan menawar harga suara kita, maka kita harus cukup cerdas untuk menolaknya. Mungkin kita berfikir apalah arti satu suara? Dan bagaimana bila semua pemuda berfikir demikian? maka jutaan suara telah terbeli.
namun golput juga bukan merupakan solusi, kebanyakan masyarakat memilih golput karena calon yang akan dipilih tidak ada yang mereka percaya, atau karena telah jengah dengan janji-janji palsu.

Golput bukan solusi, karena dengan golput sama saja kita memberikan jalan maju untuk kandidat yang yang tak serius mengurus negeri,- ya contohnya yang membeli suara rakyat. Rakyat kecil yang lebih memilih seliter beras karena tangisan anak mereka dirumah, yang tak tahu betapa berartinya 1 suara mereka dalam negeri ini.
tiap-tiap kandidat pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Setidaknya salah satu dari mereka lebih memiliki sedikit kekurangan dari yang lain, memang tidak mudah menilai seseorang dari sampulnya, memang tidak mudah menilai seseorang yang kita tidak mengenalnya, tapi setidaknya kita bisa berfikir dan menganalisis bagaimana tindak tanduk mereka dalam dunia politik. Seberapa haus mereka akan kekuasaan. Tapi yang pasti, kandidat yang menerapkan politik sogok, suap, dan beli suara, dan cikal bakal kegiatan korupsi lainnya, bukanlah kandidat yang pantas untuk dipilih! Kita tak membutuhkan seorang calon koruptor bukan? Dan jangan sampai dengan hilangnya satu suara kita, membuka jalan dan mmperlancar kandidat seperti ini untuk duduk dikursi pemimpin, ataupun wakil rakyat. Kita pemuda, tugas kita untuk mengawasi jalannya politik negeri ini! Cerdas, Aktif dan bergeraklah!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun