Mohon tunggu...
Ruang Geri
Ruang Geri Mohon Tunggu... Dosen - Blogger Reborn

Belajar Menulis untuk menguatkan ingatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mudik Sebentar Lagi

2 September 2010   00:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:31 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun ini saya kembali merayakan mudik, rencana sih h-2 pulang kampung dengan si merah beat tunggangan kesayangan. Tidak seperti tahun kemaren yang mana saya mudik 2 x, pertama ke rumah mertua di Pandeglang, Banten, kemudian H+2 mudik ke Sukabumi, Jabar ke rumah Orangtua. Tahun ini saya mudik ke rumah orangtua karena saya sudah pisah dengan istri saya setahun yang lalu. Tahun ini juga saya baru pertama ngerasain puasa dan lebaran tanpa istri dan anak, karena sejak pisah mereka tinggal bersama mantan mertua saya dan saya sendiri kembali berpetualang ke Lampung dan tetap masih sendirian. Ada hikmahnya sih, saya bisa lebih mendekatkan diri pada yang Kuasa demi ketenangan hati. Lebaran sekitar seminggu lagi, dan daerah saya mudik sekitar 600 km jauhnya dari Bandarlampung tempat sekarang saya domisili. Namun, jalur mudik Bandarlampung - Sukabumi bakal indah terasa, karena akan mendapat banyak hal yang dilihat selama perjalanan. Pantai yang terbentang, jalan yang meliukliuk, selat yang bergelombang, gunung dan bukit yang indah, persawahan yang menghampar luas, kokohnya beton jembatan yang dilalui serta jalan aspal yang memanjang indah menganak sungai. Sejak berangkat nanti dari Bandarlampung, saya akan melewati berbagai kota kecil sepanjang jalur selatan, selain itu akan melihat Gunung-gunung yang indah, berbagai icon kota akan menjadi saksi perjalanan, dan rumah-rumah penduduk yang beraneka ragam memantulkan berjuta kerinduan kampung halaman. Ada banyak sejarah yang membentang dalam buku perjalanan, kisah kisah yang pernah dipelajari dan cerita-cerita orang tua yang menjadi pengantar obrolan disaat santai ikut hanyut dalam benak ketika melihat sepanjang jalan. Ada legenda dibalik hirukpikuk keramaian kota dan kampung dan tingkah polah masyarakat yang menghiasi keragamannya. Sungguh mudik bagi saya seperti perayaan keragaman dalam lintas perjalanan, menikmati potongan - potongan kisah lampau dalam sebuah ritual mudik yang indah. Sebuah budaya yang saya nikmati. Sumber foto : vivanews.com , dan hasil pencarian google utk lintas sumatera Dipublish pertama di blog pribadi SAUNGIDE

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun