_
Oleh: Bung Opik (Nomor 54)
_
Alia dan Opik adalah teman satu sekolah semenjak SMP. Saat ini mereka berdua menginjak kelas dua SMA dan berada di kelas yang sama.
Suasana kelas begitu hening ketika Opik menyodorkan secarik kertas pada Alia. Dengan ekspresi bingung, Alia mulai membaca tulisan yang ada di kertas tersebut.
***
Alia,
Sungguh aku hanya malu... bukan kemaluan.
Maka lewat surat ini aku ungkapkan.
_
Dirimu adalah keindahan.
Bak lukisan pada uang kertas lima ratusan.
_
_
Suaramu merdu menenangkan.
Seperti suling saat dangdutan.
_
Senyuman ramah yang kau perlihatkan.
Terasa hangat bagai tempe mendoan
_
Kau adalah harapan,
Hanya dirimu yang sanggup menepis keraguan,
Kau adalah tumpuan.
Pembuka jalanku menuju masa depan.
Sudilah kiranya kau kabulkan satu permintaan.
_
“Bagi dong... kunci jawaban ujian”
“Dari nomor satu sampai delapan... :D”
***
Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community dengan judul : Inilah Perhelatan & Hasil Karya Peserta Event Gombalsianival
_
Silahkan bergabung di FB Fiksiana Community
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H