Mohon tunggu...
Saumiman Saud
Saumiman Saud Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

Coretan di kala senja di perantauan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilih Heru, Ahok Mempertarukan Jabatannya, Mengapa?

8 Maret 2016   09:22 Diperbarui: 8 Maret 2016   18:08 6213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Pilih Heru, Ahok mempertaruhkan Jabatannya, Mengapa?"][/caption]Semangat yang luar biasa dari sekelompok anak muda yang menamakan diri teman Ahok tidak kita ragukan lagi, mereka bekerja keras tanpa dukungan dana, mereka hanya mengandalkan penjualan pernak-pernik teman Ahok, misalnya Baju Kaos, Gelang, Topi dan sebagainya. Konon mereka sangat bersyukur karena ada seorang teman juga yang mendukung mereka dengan meminjamkan ruangan kepada mereka untuk dipergunakan sebagai kantor teman Ahok. Lokasi kios teman Ahok bertebaran di mana-mana, dan cara kerja teman Ahok juga sangat rapi dan baik. Sesuai catatan teman Ahok di website mereka www.temanahok.com, hingga hari per tanggal 8 Maret 2016 telah terkumpul KTP untuk Ahok sebanyak 774.452.

Sejalan dengan kasak-kusuknya issue politik maka bermunculan berbagai nama yang mencoba untuk dipromosi supaya menandingi Ahok, misalnya Ahmad Dhani (Musisi), Yusril (Pengacara), Santiaga ( Pengusaha) dan Adiyaksa (Mantan Menteri). Secara elektabilitas dan popularitas sebenarnya para tandingan Ahok ini tidak ada apa-apanya, karena jelas mereka belum berpengalaman memimpin suatu daerah. Mungkin hanya sekadar meramaikan panggung politik atau sebagai hiburan bagi masyarakat Jakarta. Menyadari kekuatan Ahok, maka rupanya mereka bersama merencanakan dengan cara keroyok terhadap Ahok, dan belum apa-apa juga satu dua diantara nya telah menghujam kritik pada Ahok. Menurut pengamatan beberapa penulis, salah seorang diantaranya yakni Yusril sang pakar hukum ini justru cukup berhikmat, ia tidak mencari kesalahan Ahok, bahkan ia terkesan cukup baik hati, karena jauh-jauh hari sesuai dengan kepandaiannya di bidang hukum, ia melontarkan pernyataan bahwa sebenarnya teman Ahok itu tidak sah, karena mereka hanya mendukung Gubernur Ahok saja dan tidak ada wakilnya.

Menyadari akan hal ini maka teman Ahok merasa mereka harus secepatnya bertindak, supaya apa yang mereka kerjakan selama ini tidak sia-sia. Waktu masih ada, dan teman Ahok mengharapkan Ahok benar-benar maju secara independen. Nah, kalau secara independen maka Ahok harus segera memiliki nama wakilnya dan Ahok sangat berharap agar wakilnya yang saat ini Djarot dapat mendampinginya. Tetapi masalahnya Djarot itu orang Partai, sehingga ia terikat pada partai, dengan demikian Ahok menyampaikan permintaan kepada partainya Djarot agar segera memberi ijin kepada Djarot untuk melanjutkan kancah pemerintahan ini. Jawaban tidak kunjung diterima, karena untuk mendapat jawaban tersebut partai memiliki procedurenya yang cukup panjang, sementara Ahok tidak dapat menunggu, sehingga untuk menghargai perjuangan teman Ahok, maka Ahok mengambil keputusan yang cukup berani, ia masuk ke Pilkada dengan jalur Independen, dengan demikian partainya Djarot tidak jadi mendukung Ahok. Sementara ini Ahok didukung penuh tanpa pamrih oleh partai Nasdem, bahkan mereka berjanji akan membantu untuk mengumpulkan 1.000.000 KTP itu.

Untuk wakilnya Ahok sengaja memilih Heru yang berasal dari PNS, dan berpengalaman mejadi walikota pada masa lalu. Ahok ingin buktikan kepada orang banyak bahwa PNS itu hingga hari ini masih ada yang berkualitas dan bisa dipercaya. Sebagai calon wakilnya, maka Ahok perlu teman-teman Ahok mendukung Heru juga dengan KTP Jakarta. Itu sebabnya mulai kemarin secara resmi Ahok mengharapkan agar teman-teman Ahok mendukung Heru juga, atau bagi yang sudah menjadi teman Ahok agar memberikan konfirmasi agar Heru benar-benar memenuhi syarat unuk maju menjadi calon wakil Gubernur.

Ahok mempertaruhkan jabatannya, karena jika KTP untuk Heru tidak mencukupi, maka Ahok tidak dapat lagi maju dalam Pilkada ini. Oleh sebab itu jikalau memang masyarakat Jakarta merasa Ahok diperlukan lagi, maka tidak ada alasan untuk menunggu dan segerlah mendukung dengan KTP anda. Ahok pernah mengatakan jikalau memang ada calon Gubernur yang lebih baik dari Ahok, maka ia meyarankan orang Jakarta jangan memilihnya, pilihlah yang lebih baik. Namun jikalau memang tidak ada, maka kita semua harus menyerahkan kepada Ahok untuk memimpin Jakarta. Rencana dan rancangan Ahok yang brilian untuk Jakarta belum usai, masih banyak lagi yang dicita-citakan Ahok untuk kemajuan Jakarta.

Beruntunglah anda sebagai warga yang berdomisili di Jakarta, karena anda memiliki seorang pemimpin yang benar-benar mencintai rakyatnya. Ahok sebagai pemimpin yang ingin rakyatnya maju, pemimpin yang ingin rakyat hidup sejahtera. Ahok tidak ambisi terhadap jabatannya, Ahok juga tidak perlu pencitraan. Jikalau Ahok berambisi terhadap jabatannya, maka saat ini dia berlaku baik-baik saja. Kampung Pulo, Kalijodo boleh ditundah untuk priode yang akan datang baru dikerjakan. Namun Ahok tidak demikian, ia bertindak dengan kebenaran hukum, ia lakukan dan kerjakan dengan berani dan adil dengan tidak pandang bulu. Hanya saja orang-orang yang kepentingan pribadinya terganggu saja yang senantiasa mencela pekerjaan Ahok. Hanya orang-orang sirik saja yang masih mengambil warna kulit dan keturunan sebagai perdebatan untuk menolak seorang pemimpin. Hanya orang bodoh yang hari ini masih mempersoalkan Agama pemimpinnya, kecuali Ahok itu menganut dan pengikut Ajaran Sesat atau Agama Setan, maka kita harus menolaknya jauh-jauh.

Saumiman Saud, Sf

Media 8 Maret 2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun