Mohon tunggu...
Saumiman Saud
Saumiman Saud Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

Coretan di kala senja di perantauan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Getsemani, Doa Yesus yang Tidak Terkabul

18 Maret 2016   11:55 Diperbarui: 18 Maret 2016   12:44 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Getsemani, Doa Yesus Tidak Terkabul, Mengapa? Foto koleksi Saud , di convert via freegifmaker.me, supaya merarik."][/caption]Getsemani, Doa Yesus yang tidak terkabul

(Lukas 22:41-46; Matius 26:39; Markus 14:34-36)

Kadang kita merasa telah berjasa besar berjuang mati-matian berdoa, bahkan sudah hampir putus asa. Doa yang kita panjatkan disertai air mata, dengan berlutut maupun puasa. Namun, permintaan kita tidak pernah kunjung dikabulkan, apa sebabnya? Kita mulai merasa bersalah saja, jangan-jangan ada dosa yang terselubung dalam hidup kita? Jangan-janganTuhan marah pada kita? Jangan-jangan Tuhan sudah tidak menghiraukan kita? Jangan-jangan Tuhan sudah tidak mau peduli dengan kita? Harapan kita seakan-akan musnah. Kita berkata pada orang-orang bahwa kita inin manusia tidak berguna, kita katakan pada orang lain bahwa kita telah mengalami kegagalan, kita katakan kepada orang lain bahwa kita adalah orang bedosa yang tidak layak datang pada Tuhan.

Saking putus harapnya maka pelan-pelan kita mencoba meninggalkan Tuhan. Satu persatu pelayanan kita kurangi. Satu persatu teman-teman gereja kita hindari dan jauhi. Kontak dari pendeta atau hamba Tuhan kita abaikan begitu saja. Kebaktian doa yang biasanya kita hadir dengan penuh setia saat ini mulai bolong-bolong. Hari minggu mulai malas ke gereja. Sebulan hanya dua minggu ke gereja, makin kurang dan dikurangi dan akhirnya tidak ke geraja karena kecewa pada Tuhan yang tidak mengabulkan doa? Pertanyaannya, pantaskah kita berbuat demikian? Siapa kita yang berani-beraninya membenci dan meninggalkan Tuhan? Jikalau anda adalah orangnya, maka hari ini kita buka kedok anda, anda salah besar. Tuhan tidak pernah meninggalkan anda, Tuhan tetap mengasihi anda. Lalu mengapa doa anda tidak terkabul? Apa salahnya? Mengapa tidak seperti tetangga kita yang berdoa nampaknya lancar-lancar saja, mau minta apa saja dikabulkan?

Tunggu sebentar, jangan gegabah dulu, cobalah kita telusuri pengalaman dari tokoh Alkitab yang berdoa? Apakah permintaan mereka semua terkabul dengan begitu saja dengan lancar? Rasul Paulus misalnya, ia memiliki penyakit yang dicatat dalam Alkitab seperti duri dalam daging, ia telah berdoa untuk kesembuhan ini. Imannya jangan kita ragukan lagi, tetapi hasilnya apa? Penyakitnya tidak kunjung sembuh, ia harus menanggung penyakit ini hingga akhir riwayat hidupnya. Dengan penyakitnya itu mebuat rasul Paulus tidak sombong, sehingga hidupnya senantiasa bersandar pada Tuhan. “Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena pernyataan-pernyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: ‘Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah Kuasa-Ku menjadi sempurna.’ Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat" (2Kor. 12:7–10).

Selanjutnya yang kita lihat sekarang adalah, tatkala Yesus masuk ke Taman Getsemani, berlutut dan berdoa. Waktu itu IA bergumul tentang penderitaan yang sebentar lagi akan dialamiNya, yaitu penyaliban di atas kayu Salib. Suatu penderitaan yang sangat menakutkan tentunya. Itu sebabnya Alkitab mencatat bahwa tatkala IA berdoa peluhnya seperti darah yang bercucuran. "Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah." -Lukas 22:44 (TB)

Di tamam Getsemani Yesus memohon kepada Allah Bapa, jikalau memungkinkan maka IA boleh terlepas dari penderitaan itu, ia boleh bebas dari cawan pahit itu. Namun Yesus sadar, IA tidak memaksa kehendakNya, tetapi IA berkata biarlah kehendak Allah yang jadi. Kita lihat sendiri bahwa doa dan permintaan Yesus tidak terkabul, itu sebabnya maka IA disalibkan. Ini merupakan rencana dan kehendak Allah yang tidak bisa diubah, supaya Ia menyelamatkan manusia yang berdosa. Nah , doa Tuhan Yesus saja apabila tidak sesuai dengan kehendak Allah tidak terkabul, apalagi kita, maka bila doa kita memang tidak sesuai kehendakNya, maka kita harus mengganti doa kita, atau biarkan saja apa saja terjadi sesuai kehendak Tuhan. Jikalau kita yakin Tuhan Allah yang kita sembah adalah Allah yang baik, Maha Kasih, Maha Kuasa, Maha Tahu, Maha segalanya, maka apa yang direncanakan di dalam hidup kita itu tidak pernah ada yang buruk dan hasilnya selalu yang terbaik.

Di dalam kehidupan kita barang kali juga demikian, dalam studi, dalam pergaulan, pekerjaan maupun pelayanan. Kadang ada orang-orang tertentu yang bisa jadi senantiasa mengganggu hidup anda, mungkin di abos anda, rekan kerja anda dan sebagainya. Orang ini ingin engkau gagal, ingin engkau celaka. Mungkin juga kita berdoa agar Tuhan menyingkirkan orang tersebut dalam kehidupan kita, namun tetap saja tidak terkabul. Apakah Tuhan itu berdiam diri dan tidak peduli? Oh tidak bukan. Melalui pelajaran hari ini kita diajarkan bahwa kadang ada maksud Tuhan yang terbaik buat kita, para pengganggu dan penghalang itu hadir dalam hidup kita mebuat kita tidak sombong dan tetap harus bersandar pada Tuhan. Nah, jikalau Tuhan Yesus saja mengalami hal seperti ini, lalu sebagai pengikutNya tidak heran bila kita juga mengalaminya bukan?

Berikut ini ada sebuah Puisi yang saya beri judul Getsemani, yang pernah saya tulis pada tahun 2005, kira-kira 11 yang lalu, :

Taman Getsemani

Hati-Ku takut berbalut rasa pedih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun