Mohon tunggu...
Saumiman Saud
Saumiman Saud Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

Coretan di kala senja di perantauan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Bersatu dalam Keberbedaan

25 Agustus 2015   23:50 Diperbarui: 26 Agustus 2015   04:30 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang penulis memberi judul bukunya Membangun Dengan Pisang. Inti dari buku itu adalah setiap insan yang ada di dalam gereja itu tidak sama bentuknya. Ada yang lurus, bengkok, panjang, pendek, gemuk, kurus, tebal, tipis, tetapi semuanya dipersatukan di dalam sebuah wadah persekutuan. Beda pendapat, beda karakter, beda emosi, beda latar belakang bisa saja terjadi, tetapi berada dalam kesatuan. Sangat Indah sekali.  Hanya di gereja saja anda bisa temukan seorang Bos dikantor melayani bawahannya. Di Los Angeles ada sebuah gereja besar yang para pelayan, penerima tamu, pengatur parkir terdiri dari CEO perusahaan-perusahaan besar. Biasanya orang yang tanggung-tanggung itu gensinya terlalu tinggi sehingga ada tugas yang dianggap tidak seharusnya dikerjakan, Namun CEO yang dari berbagai perusahaan Top ini justru mengerjakan tugas pelayanan seperti itu. Mereka tidak hanya sekadar tampil di mimbar, tetapi juga dibelakang layar.

Gereja bukan sekadar organisasi saja, namun Gereja merupakan kumpulan anggota gereja yang menyadari bahwa mereka memiliki sesuatu yang lazim diantara mereka yakni hidup bersekutu mempelajari firman Tuhan. Apa beda Perusahaan (Organisasi) dan Gereja? Dalam suatu organisasi atau perusahaan bila salah satu departemennya "mogok" atau “berontak” paling-paling yang mogok itu di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) , kita tinggal mencari orang lain yang menggantikan, sebab banyak yang sedang antri untuk bekerja. Tetapi di dalam Gereja jika ada salah satu anggotanya “mogok”, kita akan tetap berusaha agar dia kembali. Kita berusaha memahami kesulitannya, kita akan mendoakan dia, kita akan menolong dia, kita akan turut simpati keadaannya. Kecuali memang dianya sudah menutup komunikasi rapat-rapat, maka kita hanya dapat berdoa untuk mereka. "Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah" (Efesus 2:19).

Kesatuan dan kebersamaan orang-orang percaya di dalam Kristus disebut persekutuan Kata yang dipakai untuk persekutuan dalam bahasa Yunani adalah Koinonia yang berasal dari kata dasar koinos yang berarti lazim atau umum. Artinya berkaitan dengan kebersamaan. Adapun kata lain yang dihubungkan dengan koinonia, yakni koinonos yang berarti, "sekutu" atau "kawan sekerja." Kata lainnya yang seringkali dikaitkan dengan koinonia adalah allelous ( berarti satu terhadap yang lain) . Kata ini dipakai dengan pengertian "hubungan yang timbal balik". Yesus berkata "Aku memberikan perintah baru kepada kamu yaitu , supaya kamu saling mengasihi sama seperti aku telah mengasihi kamu, demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi" (Yohanes 13:34-35) Apa saja yang harus ada di dalam menjalin Kesatuan dalam persekutuan Kristen?

1. Harus saling mengasihi

Kebenaran ini ditemukan di dalam perintah baru yang dinyatakan oleh Tuhan Yesus dalam Yohanes 13 (lihat kutipan di atas). Hal saling mengasihi tidak hanya terdapat dari injil dan surat-surat Yohanes (13:34-35; 15:12, 17 cf, 1 Yohanes 3:11,23; 4,7 11-12 dan Yoh 5) melalinkan dalm surat-surat Paulus juga " Janganlah berhutang apapun kepada siap juga, kecuali berhutang kasih terhadap satu sam lain, sebab orang yang mengasihi sesama manusia sudah memenuhi semua hukum Musa (Roma 13:8 BIS; 1 Tes 3:12 dan 4:9) Mengasihi bukan hanya sekadar simpati saja ataupun dalam perkataan tetapi kasih itu harus dinyatakan dalam "perkataan" sekaligus "perbuatan". Yohanes mengatakan " Anak anakku, janganlah kita hanya sekadar mengatakan bahwa kita mengasihi orang lain; marilah kita sungguh-sungguh mengasihi mereka dan menunjukkan kasih kita dengan perbuatan kita" ( 1 Yohanes 3:18). Semua ini dapat dilakukan dengan cara praktis seperti pemberian uang ataupun makanan kepada saudara-saudara yang membutuhkan. Saling mengasihi merupakan suatu tanda bahwa orang-orang Kristen adalah benar-benar pengikut Kristus. Kita tidak mungkin bersekutu tanpa adanya kasih.

2. Harus saling melayani

Tuhan Yesus adalah teladan kita dalam pelayanan. Dia memperlihatkan keteladanan sebagai seorang hamba dengan menanggalkan jubahnya, dan berpakaian seperti seorang hamba membasuh kaki murid-murid-Nya. "Aku telah meberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah kuperbuat kepadamu" (Yoh 13:15. Pelayanan adalah akibat dari kasih, sehingga ada orang mengatakan "kamu bisa melayani tanpa kasih, tetapi engkau tidak mengasihi tanpa melayani" Paulus sendiri pernah mengatakan "Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih (lihat Galatia 5 :13)

3. Harus saling membantu menanggung beban (Galatia 6:2)

"Hendaklah kalian saling membantu menanggung beban orang supaya dengan demikian kalain mentaati perintah Kristus." Perintah ini merupakan perintah praktis yang dirangkai oleh Paulus secara relasional. Gereja adalah Keluarga Allah, dimana orang-orang Kristen itu merupakan anggota Keluarga Allah, keyakinan ini seharusnya tidak berhenti dalam suatu teori yang mati atau dalam perdebatan teologis, melainkan harus teraplikasi di dalam kehidupan kita sehari-hari. Setiap orang percaya yang hidup dalam persekutuan mestinya memiliki karakter-karakter dasar Kristiani yakni rendah hati, lemah lembut, sabar dan mengasihi. Dengan adanya karakter dasar itulah memungkinkan kita untuk turut meraskan kesulitan orang lain, bukan hanya itu kita juga akan membantu mereka.

4. Harus saling mengampuni

Mengampuni dan melupakan, dua hal yang berbeda, orang yang melupakan saja belum tentu mengampuni, tetapi yang paling penting adalah walaupun kita tidak melupakannya tetapi ada pengampunan. Tuntutannya dalam satu tubuh Kristus yang hidup dalam persekutuan adalah saling mengampuni. Bagaimana kita bisa bersekutu dengan tenang, kalau di depan kita masih ada musuh. Suatu sore saya pulang dari pelayanan. Waktu itu masih di Surabaya, udara sangat panas dan saya merasa haus, lalu saya melihat di Kulkas masih sisa sebuah Mangga, di sana terkenal Mangga Mana Lagi. Lalu langsung saja tangan saya meraih Mangga itu dan ambil pisau untuk mengupas kulitnya, namun karena terburu-buru, kupasan pertama saja telah melukai tangan saya. Namun karena Mangga itu begitu enak, maka dengan tangan yang sudah tergores pisau, darah mengalir sedikit, tangan saya saja memegang Mangga, sekarang tanpa mengupas kulitnya langsung saja dimakan. Pertanyaannya, tatkala tangan kanan saya memotong tangan kiri saya, apakah tangan kiri saya langsung akan membalas menggores tangan yang kanan? Tentu tidak saudara, mengapa? Karena akan terjadi kesakitan lebih mendalam lagi. Demikian juga kita yang merupakan anggota tubuh Kristus, semakin kita saling menyakiti maka semakin sakit, itu sebabnya Paulus mengingatkan kita, "Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu" (lihat Efesus 4:31-32 cf. Kolose 3:12-13 dan kembali ke Efesus 4:1-3)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun