Mohon tunggu...
Saumiman Saud
Saumiman Saud Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

Coretan di kala senja di perantauan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ang Pao Kebahagiaan?

30 Januari 2016   05:28 Diperbarui: 30 Januari 2016   07:37 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ang Pao Kebahagian?

Teringat salah satu hari yang paling bahagia pada masa kecil di kampung halaman adalah Hari Raya Imlek. Bagi masyarakat Tionghoa di Medan Hari Raya Imlek hingga hari ini masih kental sekali dirayakan, oleh sebab itu pada hari Raya Imlek bagi sebagian besar orang Tionghoa masih ada istilah reuni keluarga , jadi anak-anak yang tinggal diperantauan masing-masing kembali ke Medan dan merayakan Imlek bersama keluarga. Makanya pada sekitar tanggal hari Raya Imlek ini tiket pesawat terbang Jakarta- Medan harganya bisa melonjak tinggi karena dianggap hari besar liburan untuk mudik. Menurut tradisi Tionghoa hari Raya Imlek yang dirayakan itu berturut-turut 15 hari dimulai dari kalender lunar Tionghoa hari 1 hingga hari ke 15 , pada tahun ini jatuh pada tanggal 8 Februari dan diakhiri 22 Februari 2016. Biasanya malam sehari sebelum tanggal 1 nya diadakan acara keluarga kumpul bersama menikmati makan malam ( Imlek Eve). Pada waktu itulah anak-anak, menantu, cucu dan family dekat kumpul bersama dan menikmati makan malam dengan orang tua mereka.

Keesokan harinya yakni tanggal 1 nya merupakan hari yang ditunggu-tunggu, biasanya setiap orang pagi-pagi sudah bangun, memakai pakaian baru, kemudian yang muda datang kepada yang lebih tua mengucapkan selamat Hari Raya Imlek atau bahasa Medannya Kiong Hie Sin Nie Khuai Lek (artinya Selamat Imlek Hari Raya Penuh Kegembiraan). Nah pada saat itulah mereka yang lebih tua atau yang sudah menikah membagikan Ang Pao (Amplop Merah) sebagai tanda kebahagian dan berkat (Hokky). Isi Ang Pao ini berupa uang yang menurut mereka yang masih terikat tradisi jumlahnya harus menenuhi syarat misalnya 88 atau 168 yang merupakan angka keberuntungan. Mereka tidak pernah dan tidak boleh memberikan jumlah yang 40, 400 atau yang ada angka 4 nya, karena nada ucap angka 4 ini menyerupai angka kematian.

Ang Pao rupanya bukan hanya dibagikan pada hari raya Imlek, tetapi beberapa hari kebahagiaan lainnya seperti Hari Ulang Tahun, Hari Pernikahan, Hari Lahir Bayi, Hari Wisuda sebagai kesukacitaan, kegembiraan dan keberuntungan. Sebaliknya mereka yang sedang berduka-cita amplopnya berwarna putih (Pek Pao). Bagi para pegawai yang bekerja di perusahaan, bila mendapat majikan yang bagus, baik dan penuh pengertian maka selain gaji yang ke 13 yang diperoleh setiap tahun, maka sebagai pegawai juga akan menerima Ang Pao pada Hari Raya Imlek. Itu sebabnya maka hari Raya Imlek ini merupakan hari yang dinanti-nantikan oleh setiap orang.

Terlepas dari Ang Pao, penulis melihat ada satu hal positif yang boleh dipupuk terus, tatkala Gadget menguasai hidup manusia saat ini, maka komunikasi atau silaturami kumpul bersama seperti ini sangat diperlukan. Gadget telah membuat pemisahan, dari yang satu kantor tidak salang berkomunikasi namun ia sedang berkomunikasi dengan mereka di luar kantor bahkan di luar negeri. Pertemuan secara langsung mulai berkurang, karena dapat dilakukan dengan telepon, chating, webcam dan sejenisnya. Komunikasi lisanpun mulai dikurangi karena dapat dilakukan dengan messenger dan dapat dilakukan 24 jam tanpa mengganggu orang lain Namun Hari Raya Imlek dengan tradisi ini memaksa adanya kumpul bersama kembali dengan menanggalkan segala kesibukan walaupun terjadinya hanya setahun satu dua hari. Selebihnya tradisi semacam ini juga mengajarkan bagaimana yang muda senantiasa menaruh rasa hormat kepada yang lebih tua, yang sementara kebiasaan ini mulai luntur di jaman modern ini.

Sebenarnya Ang Pao ini hanya merupakan kebahagiaan yang sementara, artinya tatkala harinya lewat maka masalahpun datang. Ang Pao tidak dapat menyelesaikan masalah. Makanya manusia butuh penyelamat, yang dapat mengatasi masalah itu. Waktu kita bermasalah, manusia hanya bisa menasehati, kemungkinan mereka tidak dapat menolong. Tatapi ada satu penyelamat, namanya Yesus, Dia yang telah mati di atas kayu salib untuk orang-orang berdosa, termasuk buat anda yang membaca tulisan ini.  Dialah sumber Kebahagiaan itu, mari raihlah sumber kebahagiaan itu karena itu yang dibutuh oleh engaku dan saya. Selamat Hari Raya Imlek, Kiranya Berkat Melimpah bagi Anda.

Saud, SF

Medio Januari 29

 

foto : Kiriman Sienny Tan , Medan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun