Menyimak beberapa kali Indonesia Idol berlangsung, walaupun penulis tidak mengikuti secara mendetail, namun kita tentu bertanya-tanya, mengapa peserta yang dianggap bagus menyanyinya namun di luar dugaan kita bisa tereleminasi dan harus pulang tidak sesuai dengan perkiraan kita? Apa yang menjadi kriteria seseorang yang di dalam ajang Indonesia Idol itu dapat memenangkan kompetisi? Bagaimana kita memilihnya? Mari simak beberapa kriteria yang penulis coba kumpulkan.
1. Di awal seleksi memang rasanya cukup ketat, karena yang menilai suara peserta itu para juri yang diundang secara khusus oleh pihak panitia dalam hal ini televisi. Jadi hingga 20 besar masih di bawah pengontrolan dari para juri.
2. Dari 20 besar ini , mulailah para pemirsanya dilibatkan, dalam hal ini mereka bisa memgirim voting melalaui SMS atau situs yang telah disediakan. Tatkala masuk ke 15 besar, juri diberi kesempatan untuk menyelamatkan dua orang supaya boleh lolos dan meneruskan ajang ini.
3. Masuk pada tahap selanjutnya, pilihan sudah berdasarkan SMS terbanyak dan voting via internet. Dalam hal ini tentu yang memilih mereka adalah para pemirsa televisi. Beberapa tahun lalu sempat ada isu mudah-mudahan ini salah, bahwa ada peserta yang terpaksa harus mengeluarkan uang banyak bahkan meminjam untuk membeli pulsa sehingga bisa dipakai berkali-kali SMS, celakanya bila kalah, ia harus tersangkut hutang yang banyak.
4. Bila seorang peserta dipilih berdasarkan SMS, maka walaupun kualitas suaranya tidak begitu bagus juga bakal kemungkinan terpilih, yang penting memiliki jaringan teman (fans) yang banyak  maka pastilah aman-aman saja hingga 5 besar misalnya.
5.  Karena pemilihan voting berdasarkan SMS dan via internet, maka kemungkinan juga bahwa sang pemilih juga bisa memilih berdasarkan suku peserta tersebut, berdasarkan agamanya, atau berdasarkan wajahnya.    Â
6. Itu sebabnya banyak penggemar Indonesia Idol yang kecewa karena idolanya tersingkir di panggung terlalu cepat, kenapa? Ternyata dukungan mereka dan kualitas suara pesertanya tidak dibarengi dengan kepopularitasnya.
7. Tidaklah heran jika pemilihan juara berdasarkan SMS, maka kebanyakan mereka yang populer bakal menang, dan kitapun tidak heran jika para juaranya hanya bertahan beberapa tahun saja dan kemudian tenggelam. Justru yang terkenal mereka yang tidak terlalu hebat dan tidak terlalu jelek, di tengah-tengah yang bertahan lama dalam kepopulerannya. Â Â Â Â Â
Jika melihat kondisi 2018, maka kita bisa melihat beberapa kejadian yang tak terduga telah terjadi, seorang peserta yang bernama Kevin harus keluar hanya gara-gara ia kalah dalam SMS, padahal suaranya tidak diragukan lagi, karakter suaranya bagus, sehingga para juri merasa kehilangan sekali dan kaget. Â Â
Di event Indonesia Idol 2018 Â ini tentu semua yang menonton kenal yang bernama Maria, kontestan asal Medan, ia kemarin mendapat standing applause para juri ke lima-limanya. Suaranya dan teknik vokalnya tidak diragukan lagi, namun jika para penonton mau jeli ia masih kurang banyak yang SMS, karena barangkali kurang populer. Demikian juga ada pesrta yang bernama Ayu yang multitalenta, suaranya juga bagus, demikian juga penampilannya makin maju, namun jika kita perhatikan SMS untuk dia masih kurang dibanding peserta yang lain.
Dengan tidak mengesampingkan para peserta yang lain, misalnya Ghea yang suaranya berkarakter, Marion, Glenn, Jodie, dan Abdul. Sekarang tergantung para pemirsa TV yang gemar musik, Â apakah kita menghendaki musik Indonesia itu maju dan bagus atau hanya sekadar orangnya populer?Â