Mohon tunggu...
Saumiman Saud
Saumiman Saud Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

Coretan di kala senja di perantauan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Taksi Biru, Hujan Sehari Melenyapkan Kemarau Setahun

23 Maret 2016   00:57 Diperbarui: 23 Maret 2016   11:34 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Taxi Biru, hujan sehari kemarau setahun"][/caption]Tatkala masyarakat tidak bisa percaya pada alat transportasi taxi bermerek lainnya waktu itu, maka fokus masyarakat berfokus pada Taxi Biru, itu sebabnya asal kita ke Jakarta dan memesan taxi, maka kata teman atau family, pakai saja yang berwarna biru itu, lebih bagus, lebijh aman, harganya terjangkau tidak neko-neko.

Jaman dulu bila kita naik taxi merek lain maka ketahuan langsung kebobrokan sopir dan juga mobilnya. Ada taxi yang tidak ber AC, pada tahun 90-an penumpang merasa kegerahan terik matahari di dalam taxi dan kalau kacanya dibuka malah takut kalau penjahat yang menyamar menjadi pengamen atau penjual asongan menodong melalui kaca. Itu sebabnya bila masuk ke dalam Taxi waktu itu kaca semua ditutup, duduk dibelakang, tasnya disembunyikan, perhiasan semua disimpan dan tidak dipakai, supaya ketika menghadapi kemacetan kita tidak dilihat orang. Belum lagi dtambah sang sopir yang suka memutar-mutar perjalanannya sehingga bertambahnya argo meter. Kehadiran dan pujian besar-besaran terhadap Taxi Biru beberapa tahun terakhir cukup ampuh, sehingga ia dapat bersaing dan menang terhadap taxi warna lainnya.

Namun sayang sekali, kemarin di dalam berbagai sosial media dan koran serta TV kita menyaksikan justru yang Taxi Biru itu membuat ulah dan kekisruhan dengan cara merusak dan memukul, hanya gara-gara mereka tidak puas munculnya Taxi Online. Walaupun pihak management mengaku bahwa yang memakai seragam biru tidak semua adalah sopir mereka, namun masyarakat sudah terbiasa dan terlena dengan seragam biru, sehingga hal ini membuat rasa kekecewaaan besar bagi para pemnumpang atau masyarakat. Rasa kepercayaaan yang dibangun bertahun-tahun itu hilang begitu saja, ibarat hujan sehari melenyapkan kemarau setahun. Itu sebabnya gubernur Ahok minta supaya pihak management mengambil tindakan terhadap para sopir yang bertindak sewenang-wenang ini, bila tidak maka ijin mereka akan dicabut.

Pihak management berusaha untuk menghapus dosa atau image penumpang dengan keputusan bahwa taxi mereka akan memberikan gratis kepada semua penumpang Jakarta selama sehari sebagai rasa simpatik mereka. Pertanyaannya apakah dengan memberikan gratis sehari dapat mengobati rasa kekecewan, sakit hati masyarakat penumpangnya, barang kali ada yang masih trauma saat ini? Lagi pula belum tentu besok ada waktu bagi mereka untuk bepergian? Nampaknya sulit untuk membangun kembali rasa kepercayaan penumpang terhadap taxi ini lagi, dan seorang penulis menulis dalam sebuah media sosial bahwa benar-benar Jakarta saat ini membutuhkan taxi online. Kita lihat saja.

Saumiman Saud

Media Maret 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun