Yesus Lahir, membuat Gempar.
Apa keistimewaan dari Perayaan Natal itu? Natal bukan sekadar menghiasi rumah. Natal bukan hanya menunggu gaji ke 13. Natal bukan sekadar lampu-lampu dan pohon Natal yang disertai makan-makan. Natal juga bukan sekadar kado. Lalu Apa kedahsyatan Natal itu hingga Rajapun gentar? Simak pelan-pelan tulisan ini……
Dua ribu tahun yang lalu, pada saat berlangsungnya sensus penduduk, muncul sejoli yang bernama Yusuf dan Maria, mereka adalah pasangan yang sudah bertunangan. Namun ada persoalan yang sulit dipecahkan oleh pasangan ini, sehingga membuat sang pria hampir-hampir meninggalkan kekasihnya/ Apa persoalannya? Apakah karena ada orang ke tiga yang berusaha masuk di dalam pertunangan mereka? Apakah cinta yang membara itu sudah mulai reda? Apakah karena salah satunya menghianati percintaan ini? Oh ternyata bukan? Masalahnya adalah adalah Maria itu sedang hamil, padahal jelas-jelas Yusuf belum pernah bersetubuh dengan Maria? Apakah Yusuf curiga kalau Maria berselingkuh? Tidak juga./
Alkitab mencatat bahwa Maria itu mengandung anak dari Roh Kudus, yang kemudian kita mengetahui namanya Yesus? Inilah suatu berita dahsyat yang cukup mengentarkan waktu itu? Mengapa demikian? Ada beberapa bukti yang dapat kita telusuri, mengapa berita kelahiran Yesus Kristus begitu dahsyat:
1. Yesud dilahirkan oleh anak dara
Jelas seorang anak dara atau anak gadis tidak mungkin melahirkan anak, tidak masuk akal, itulah sebabnya ketika diberitakan bahwa Maria sudah hamil, tentu ini merupakan suatu yang dahsyat. Saya bisa membayangkan seandainya orang tua dari Maria mengetahui peristiwa tersebut, barangkali mereka bisa semaput. Tentu yang mereka bayangkan adalah malapetaka bakal terjadi bagi seisi keluarga, bayangkan saja anak gadisnya hambil sebelum nikah. Ini merupakan suatu aib, yang tentunya sangat memalukan. Bagaimana reaksi para tetangga, jangna-jangan berita ini tersebar di seluruh penjuru kota.
Ketika malaikat memberitakan masalah ini kepada Maria, ia tidak protes atau membantah, namun ia berserah sepenuhnya kapada Tuhan. Maria mengatakan demikian Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu (lihat Lukas 1 :38). Seorang anak dara mengandung tentu bukan suatu hal yang biasa, sebab kalau tidak karena kecelakaan dalam pergaulan bebas, pasti karena diperkosa. Kenyataan seperti inilah yang bakal dihadapi seorang anak dara yang bernama Maria.
Ketika seorang anak dara mengandung tanpa suami, tentu akan menjadi tanda tanya, terutama oleh calon suami sebelum orang-orang banyak. Apalagi keagamaan Yahudi sangat ketat terhadap pengajaran moral ini, tentu Maria akan menjadi sasaran tembak untuk dicemooh. Itulah sebabnya Yusuf yang walaupun hatinya tulus baik, diam-diam hendak memutuskan hubungannya dengan Maria.
Demikianlah Tuhan Yesus dilahirkan ke dunia ini, suatu karya Ajaib dari Allah. Tujuannya adalah untuk menyelamatkan umat ciptaan-Nya. Kalau Maria rela berkorban menyerahkan diri serta masa depannya demi melahirkan Tuhan Yesus, masakan kita yang tanpa dituntut dengan berbagai kesulitan itu masih tetap mempertahan diri demi gengsi untuk menghalangi Tuhan Ysus masuk ke hati kita? Ingatlah, Ysus datang bukan untuk kepentingan-Nya sendiri, tetapi untuk kepentingan kita umat manusia. Di dalam Injil Lukas kita bisa temukan bahwa, peristiwa kelahiran Yesus Kristus itu diberitakan oleh malaikat kepada Maria, dengan demikian ia mengetahui dengan jelas bahwa bayi yang dikandung itu benar-benar bayi dari Allah, bukan bayi ajaib yang biasa.
2. Yesus lahir, Raja Herodes Gentar
Tidak gampang membuat seorang raja gentar (Matius 2:3), kecuali segerombolan musuh datnag menyerang itu musuh yang berlaksa-laksa. Kelihatannya raja Herodes itu berbaik hati, sebab ia mengutus tiga orang Majus untuk mengunjungi bayi Yesus yang lahir itu. Para Majus tidak merasa curiga dengan perintah raja, sehingga mereka datang tidak dengan tangan kosong, namun ada oleh-oleh yang mereka bawa. Namun apa lacur, rupanya ada udang di balik batu di dalam pemikiran sang raja. Tujuan utamanya adalah, apabila sudah diketahui di mana bayi Yesus berada maka tinggal tunggu waktu saja untuk menghabiskan-Nya (lih. Matius 2 : 8-10). Akan tetapi sandiwara yang disutradarai oleh Herodes itu rupanya terditeksi oleh Tuhan, sehingga arah bintang diubah dan membuat para Majus itu tidak pernah kembali kepada Herodes. Sekarang kita bertanya, mengapa raja Herodes mesti gentar atau terkejut mendengar berita kelahiran Yesus? Jawabannnya sangat sesderahana, kalau bayi Yesus itu tidak benar-benar adalah raja yang berkuasa, tentu tidak artinya bagi Herodes. Apalah arti seorang bayi bagi Herodes, seorang kopralnya yang bodoh saja dapat menyingkirkan seorang bayi. Begitu dahsyatnya kelahiran Yesus sehingga Herodes kaget dan salah tingkah. Apakah anda masih meragukan kelilahian Yesus?