Mohon tunggu...
Saomi Rizqiyanto
Saomi Rizqiyanto Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

A blogger who loves fashion, food and culture, studying American Studies at University of Indonesia. Read everything about America in here www.theamericanist.web.id

Selanjutnya

Tutup

Money

Ketika Bill Gates dan Warren Buffet Makan Siang

16 Agustus 2010   03:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:00 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

BERAWAL dari acara makan siang sederhana antara Bill Gates dan Warren Buffet yang berlangsungpada Maret 2010 di Omaha, muncullah sebuah gagasan mengenai ikrar filantropi para miliarder. Gagasannya sederhana, tapi tidak main-main, Gates dan Buffet berencana mengajak para miliarder Amerika Serikat untuk menggelontorkan dana sebesar 50% dari total kekayaan mereka untuk amal.Walhasil, ide ini terus bergulir dari satu jamuan ke jamuan lainnya.

Salah satu jamuan yang mengundang banyak sorotan public adalah jamuan makan malam yang diadakan di president house university of Rockefeller milik David Rockefeller. Mengundang banyak perhatian media, karena yang diundang pada jamuan malam itu bukan orang-orang biasa, mereka adalah para milliarder yang namanya selalu terpampang pada daftar orang kaya versi Forbes 400. Diantara para miliarder malam itu ada Oprah Winfrey, Walikota New York Michael Bloomberg, tiga pemodal besar George Soros, Julian Robertson dan Pete Peterson, Chuck Feeney, Ted Turner, Eli dan Edythe Broad serta John dan Tashia Morgridge.

Dari jamuan makan malam inilah kampanye filantropi Gates-Buffet benar-benar terungkap dan menjadi bahan perbincangan di berbagai media. Gates dan Buffet akan mengajak para miliarder untuk mendonasikan separo dari harta kekayaannya untuk amal, baik itu untuk pendidikan, kebudayaan, kesehatan, lingkungan hidup dan orang miskin. Kalau kemudian kampanye ini berhasil sejatinya berapa banyak dana yang terkumpul untuk amal para pemodal ini. Sederhananya, mengutip data terakhir forber 400, kekayaan bersih para miliarer ini ditaksir senilai 1,2 triliun US Dollar, jadi jikalau para miliarder ini benar-benar mendonasikan 50% kekayaan mereka, maka akan terkumpul USD 600 miliar dollar. Angka ini tentu fantastis bahkan sangat fantastis, angka ini bisa jadi lebih besar dari pendapatan dan anggaran suatu Negara miskin di afrika maupun negeri kecil di pasifik. Sebegitu fantastisnya sampai-sampai orang-orang berpikir apakah kampanye ini akan berhasil. Tapi bagi orang sekaliber Gates dan Buffet kampanye ini bakalan menjadi suatu hal yang tidak mungkin. Terpetik kabar Warren Buffet sudah menyiapkan situs greatpledges.com untuk mencantumkan para filantroper miliarder ini berikut ikrar dan seberapa besar dana yang mereka sumbangkan.

Berita yang saya dapat dari majalah fortune Indonesia ini sungguh menarik untuk dibahas, bukan karena daya magnet Bill Gates dan Warren Buffet serta orang-orang yang diajak pada kampanye amal ini. Melainkan adanya rasa penasaran pada saya kenap orang-orang ini mau menyumbangkan 50% dari total kekayaan mereka. Bagi orang-orang yang berpikiran negative tentu saja bisa asal sesumbar bahwa ini adalah kegiatan di waktu senggang demi memperoleh prestise yang ujung-ujungnya juga mmperbaiki citra mereka di panggung dunia.

Tapi ternyata tidak demikian adanya, apa yang dilakukan oleh Warren Buffet dan Bill Gates nyata-nyata murni sebagai kegiatan amal yang boleh dikata-jika terus dilakukan secara kontinu-bisa mengubah potret wajah dunia yang bermuram durja karena kemiskinan dan penyakit. Masih menurut Fortune Indonesia, Warren Buffet telah membagikan sekitar 20% sahamnya di Berkshire Hathaway, secara bertahap, Buffet membagikan 4% sahamnya setiap tahun kepada setiap orang yang kesulitan. Amal ini diakui Buffet memang tidak menyenangkan dan bahkan turut mengubah gaya hidup buffet dan keluarganya, namun kegiatan amal yang dimulai pada tahun 2006 ini, menurut Buffet adalah ikrarnya dan tidak mengurangi asset yang yang paling berharga bagi Buffet, yakni waktu dan berkumpul dengan keluarga, sahabat dan koleganya

Begitu pula dengan Bill Gates, sesuai pensiun dari Microsoft pada juli 2008, Bill dan istrinya Melinda lebih aktif mengurusi yayasan yang mereka dirikan, Bill and Melinda Gates Foundation. Institusi ini bergerak dalam bidang kesehatan terutama membantu penderita malaria, rotovirus dan HIV/AIDS. Di waktu senggang yang lain Bill Gates sangat senang bisa menjemput anak-anak dari sekolah, bahkan ia dan keluarganya sering menghabiskan makan malam bersama, tak jarang juga Bill Gates mengundang kolega dan teman-temannya sekedar untuk barbecue dan bermain kartu.

Apa yang ditampilkan oleh Gates dan Buffet mengajarkan akan dua hal kedermawanan dan hidup dalam kebersahajaan. Jikalau Gates dan Buffet adalah tipikal orang yang terus mengejar keuntungan bisa saja mereka berdua terus menggelembungkan jumlah saham yang dimiliki tapi Gates dan Buffet memilih mengkonversikan kekayaannya untuk dibagi kepada sesama. Buffet bahkan pernah berujar “terlalu banyak waktu untuk mengurus saham-sahamnya”. Saya yakin kampanye duet Gates-Buffet akan menarik lebih banyak gerbong kedermawanan, gerbong-gerbong ini akan ditarik menuju suatu upaya pemakmuran dunia.

Diadaptasi dari Majalah Fortune Indonesia dengan penambahan opini pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun