Mohon tunggu...
Saomi Rizqiyanto
Saomi Rizqiyanto Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

A blogger who loves fashion, food and culture, studying American Studies at University of Indonesia. Read everything about America in here www.theamericanist.web.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Resensi Film X Man First Class, Perpecahan Pertama Prof. X dan Magneto

27 Juni 2011   04:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:08 1846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Professor Charles Xavier: Listen to me very carefully, my friend: Killing will not bring you peace.Erik Lehnsherr: Peace was never an option.

Latar belakang masa kecil seseorang bisa mempengaruhi cara pandang dan gaya pergaulan seseorang. Anak kecil yang sejak dini berlatar belakang berkecukupan, mendapatkan perhatian dan pendidikan yang memadai, akan memandang dunia secara lebih positif, sedangkan anak kecil yang sedari awal hanya mengenal kekerasan dan sedikitpun tidak kebagian secuil kasih sayang, akan memandang hidup lebih negatif, dan memusatkan hidupnya untuk membalas dendam. Pesan inti itulah yang disampaikan dalam film x man terbaru, first class.

Film sequel dari X Man : Wolverine ini bercerita tentang masa muda Professor Xavier dan Magneto yang dulu dikenal dengan nama Charles dan Erik. Keduanya adalah sahabat yang sama-sama memperjuangkan nasib para mutan yang tidak disukai oleh para manusia. Hanya saja, baik Xavier dan Magneto berbeda sikap mengenai, hubungan para mutan dengan manusia. Charles (Xavier Muda) yang lulusan Oxford University merasa bahwa “jalan damai” adalah cara yang harus ditempuh guna menghilangkan prasangka buruk manusia, sementara Erik merasa perang adalah satu-satunya jalan agar ras mutan berkuasa di bumi.

Perbedaan jalan yang dipilih Xavier dan Magneto ternyata diakibatkan oleh perbedaan masa kecil yang sangat kentara. Sejak awal film ini diputar, Erik kecil sudah dipertontonkan kekejaman Nazi yang dengan kejam memisahkan kedua orang tuanya. Erik diperlihatkan dengan mata telanjang bagaimana Sebastian Shaw, veteran perang Nazi yang terobsesi orang-orang dengan kekuatan super, membunuh dengan keji ibu Erik didepan mata kepalanya sendiri. Sedangkan Charles Xavier adalah seorang anak kecil yang mapan, tinggal di rumah mewah, berpendidikan baik, sehingga sejak kecil pun ia bisa menerima kemunculan orang asing yang sama dengan dirinya, seorang mutant bernama Raven yang belakangan dikenal dengan nama Mystique.

Perbedaan jalan Xavier dan Magneto, sejak awal memang sangat kentara dan menjadi inti kisah di keseluruhan film-film X Men, (terkecuali X Man Wolverine) hanya saja di film ini, tidak hanya pertentangan yang ditampilkan tetapi juga mempertunjukkan keakraban pertemanan yang dijalin antara Xavier dan Magneto. Kedua sahabat ini punya cita-cita yang sama untuk merekrut banyak orang-orang berkekuatan mutan. Erik dan Charles berburu keseluruh penjuru Negara untuk menemukan banyak para fellow (murid) yang akan dilatih dan hidup bersama dalam komunitas mutan.

Perburuan mutan yang dilakukan Magneto dan Xavier berbuah sukses, mereka berhasil mengumpulkan setidaknya lima fellow yunior yakni Angel Salvadore, Sean “Banshee” Cassidy, Armando “Darwin” Munoz, Hank “Beast” McCoy dan Alex “Havok” Summer. Selain Xavier, Magneto, dan Mystique, disini juga ada mutan senior lain seperti Sebastian Shaw, Emma Frost, Azazel, dan Riptide. Disini penulis masih ragu apakah sekelompok mutan ini yang disebut first class atau kelima fellow yunior itu.

Dimunculkannya banyak konflik dalam film ini membuat penonton agak kurang memahami inti konflik, apakah pertentangan antara banyak faksi dalam kelompok mutan ini atau latar belakang perang dingin di teluk babi Kuba yang menjadi pemicu klimaks film ini. Penonton yang cerdas bisa memahami dengan jelas jikalau pertentangan faksi Xavier-Magneto vis a vis Sebastian Shaw, dan Perang Dingin di teluk Kuba hanyalah background yang mengalirkan cerita, sedangkan intinya adalah perpecahan internal kubu Xavier vs Magneto yang memecah kelompok mutan menjadi dua, pecinta damai dan penggemar perang.

Film yang disutradarai oleh Mathew Vaughn ini berhasil memecahkan rekor Box Office untuk film-film musim panas di Holywood akhir juni ini, menggantikan posisi Pirates of Carribean : On The Stranger Tides garapan Disney. Film yang disadur dari komik marvel ini menampilkan bintang-bintang baru semisal Michael Fassbender (Erik/Magneto), Jennifer Lawrence (Raven/Mystique) Alex Gonzales (Riptide) dan beragam karakter lainnya semisal Lucal Till (Alex/Havok). Film berbujet 140 Juta Dollar US ini dibiayai rumah produksi Fox dengan produser eksekutif Stan Lee. Penonton boleh tertawa dengan yang satu ini, saat perburuan mutan berlangsung, Hugh Jackman muncul sebagai cameo dan memerankan Wolverine. Hahaha, karakter Wolverine memang tidak bisa dilepaskan dari seri film franchise X Men.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun