Mohon tunggu...
Saomi Rizqiyanto
Saomi Rizqiyanto Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

A blogger who loves fashion, food and culture, studying American Studies at University of Indonesia. Read everything about America in here www.theamericanist.web.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Harvard, FBI dan Terorisme

14 Maret 2011   00:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:49 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di balik fakta dan pemberitaan mengenai pengeboman menara kembar di US, yang memunculkan satu terma “perang melawan terorisme” dengan ikon sensasional Osama Bin Laden, serial ini membuat penulis berfikir, jangan-jangan Afganistan dan Irak merupakan korban konspirasi tingkat tinggi yang menyeret petinggi-petinggi CIA, FBI, NSA dan lain sebagainya.

Di suatu pagi yang cerah, ketenangan warga kota New York terusik dengan meledaknya gedung Museum Drexler yang menelan banyak korban jiwa. Pemerintah US yang masih trauma dengan tragedi 11/9, segera saja melalui Biro Intel Federal menyelidiki kasus ini, suspect pun muncul, kali ini bukan warga Middle East yang menjadi tersangkanya, melainkan dua pemuda lulusan Harvard bernama Jay Burchell dan Tyler Fog.

Jay dan Taylor yang baru saja merampungkan studi mereka dibuat terkaget-kaget tatkala kegaduhan yang mereka buat di museum dengan berlarian menggunakan sepatu roda, dijadikan alat bukti keterlibatan mereka dalam pengeboman museum ini. Jay dan Taylor tahu betul, mereka hanya berlarian di sepanjang koridur-koridor museum, tapi entah kenapa karena hal itu mereka dijadikan tersangka. Kekagetan Jay dan Taylor juga makin menjadi-jadi tatkala tahu Will Traveler, teman se asramanya di Harvard, yang menantang mereka berdua untuk berlarian di koridor museum ternyata adalah otak dibalik pengeboman ini.

Cerita ini adalah awal pembuka dari serial hit musim panas paling menegangkan dan spektakuler “Traveler” yang tayang pada tahun 2007 di Amerika Serikat. Biasanya saya yang tidak terlalu suka menonton serial Crime Scene Investigation seperti CSI Miami atau Prison Break, mendadak dan tiba-tiba begitu gandrung dengan serial ini. Mengingat jalur ceritanya yang menantang, penuh teori konspirasi dan satu lagi tidak bertele-tele dalam cerita.

Serial ini begitu menantang karena dari segi penceritaan mencoba menguak kerjasama antara pemilik modal, petinggi FBI dan direktur Departemen Keamanan Nasional AS. Pernyataan ini bisa terlihat bagaimana Carlton Fog sebagai pemilik modal kelas kakap di New York bekerjasama dengan Jack Freed kepala Department of Homeland Security dan petinggi FBI yang kongkalingkong untuk mencuri lukisan penting penanda deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat di Museum Drexler dengan pelaksana tugas William Traveler. William Traveler yang sebenarrnya mendapat tugas juga untuk membunuh Tyler Fog, mengakali kedua temannya di Universitas Harvard untuk mengalihkan perhatian pers dan menjadikan mereka sebagai tersangka.

Pengambilan gambar di serial ini terlihat menawan dengan alur cerita yang cepat dan terkadang menggunakan efek flash back untuk mengingatkan penonton akan kejadian-kejadian yang telah berlalu, seperti pertengkaran Tyler dengan ayahnya di telephone, ataupun ketika Will selalu menolak untuk di foto, padahal itu adalah siasat Will agar dirinya tidak bisa dijadikan suspect dalam peristiwa ini.

Peran yang tidak terlalu bermasalah adalah Jay Burchel, yang merasa dirinya selama ini berteman dengan seorang teroris andal. Jay, Tyler dan pacarnya berusaha mengungkap siapa Will sebagai salah satu cara untuk membktikan bahwa mereka hanyalah victims. Namun dalam pencarian Will itulah, mereka berdua mendapati sebuah konspirasi tingkat tinggi yang tidak masuk akal.

Bukan berarti film ini mengungkap kejelekan FBI secara keseluruhan, FBI juga masih memiliki secret agent sebagai oknum yang baik. Lihat saja bagaimana Jan Marlow (diperankan oleh Viola Davis) berusaha mengungkap benang merah antara pengeboman Museum Drexler dengan pembunuhan teman seprofesinya Guillermo Burges.

Hanya saja serial ini tidak tayang secara sempurna, artinya hanya pada episode 8 di season pertama. Bukan berarti serial ini tidak laku dipasaran United States. Internet Movie Database memberikan rating 8 bintang untuk serial ini. Muncul dugaan bahwa petinggi FBI merasa terdiskreditkan oleh serial ini, oleh karenanya serial ini hanya bertahan 8 episodes dengan cerita menggantung.

Namun apapun itu, serial ini wajib ditonton bagi anda penggila teori dan jalan konspirasi. Bisa jadi anda berpikiran sama seperti saya. Apa ada kaitan ya antara pengeboman sebelas september dengan CIA? Siapa tahu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun