Mohon tunggu...
Ahmad Muarid
Ahmad Muarid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa fakultas dakwah, jurusan Ilmu Tasawuf. IAILM Suryalaya

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi Buku Milan; Suara dari Dilan

15 November 2024   16:24 Diperbarui: 15 November 2024   16:55 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul Buku: Milea: Suara dari Dilan
Pengarang: Pidi Baiq
Penerbit: Pastel Books
Tahun Terbit: Agustus - 2016
Tebal Halaman: 360 halaman

Novel ini merupakan novel ketiga dari seri Dilan, Dia Dilanku Tahun 1990 dan Dilan, Dia Dilanku Tahun 1991. Jika Anda tidak mengikuti dua novel sebelumnya, Anda pasti akan kebingungan menyimak novel Milea ini. Novel ini seakan menjawab kegelisahan para pembaca novel Dilan sebelumnya, karena di novel Milea ini seakan semua pertanyaan dan kebingungan pembaca akan terjawab.

Novel ini mengambil sudut pandang Dilan. Penceritaannya pun menjawab dan memperjelas pernyataan atau cerita dari Milea. Seperti penyebab kematian Akew, lalu mengapa Dilan berada di kantor polisi. Dilan tidak ditangkap karena Akew meninggal. Termasuk latar belakang cerita Dilan yang meramal Milea saat pertama kali bertemu.

Dilan adalah seorang teman yang baik. Dilan juga seorang pacar yang baik. Dan sebenarnya, Dilan juga murid yang baik bagi guru-guru yang bisa memahaminya. Mungkin, para guru dapat membaca novel ini untuk mengetahui bagaimana cara bersikap kepada anak-anak istimewa seperti Dilan dan teman-temannya. Mereka tidak perlu dihukum, tidak perlu diceramahi panjang lebar. Cukup dengan memahami dan memberikan sedikit perhatian dengan cara yang lebih bersahabat. Kisah cinta, persahabatan, keluarga, dan kesedihan Dilan dan Milea menyatu dalam buku ini.

Kelebihan buku :
- Cover bukunya sangat kekinian dan sesuai target sasarannya yaitu remaja.
- Banyak puisi-puisi yang diselipkan dalam buku jadi membuat pembaca dapat senyum-senyum sendiri.
- Model penceritaannya dibuat sangat jelas dan terstruktur, jadi ketika membaca dari awal, dapat langsung membayangkan di buku seri Dilan yang pertama dan kedua.
- Novel Milea dan juga versi sebelumnya sangat tampak seperti kisah nyata. Walaupun banyak yang beranggapan cerita dalam novel ini fiksi, tapi penceritaannya sangat tidak berlebihan dan seperti mengalir apa adanya.
- Dari dialog dan penjelasan adegan di dalam setiap kalimat tidak berlebihan, sehingga tidak membuat pembaca yang "baru mulai belajar membaca novel" tidak lelah untuk mengikuti jalan ceritanya.
- Cerita sangat ringan, dapat dibaca oleh semua kalangan umur.

Kekurangan buku :
- Ending di buku ini membosankan, karena ending kisah cinta Milea dan Dilan telah diungkap di novel seri Dilan sebelumnya.
- Terdapat beberapa adegan yang membuat penasaran "apakah lazim seseorang melakukan hal itu di tahun 90-an". Hal ini kembali lagi di riset penulisnya, karena mungkin bagi beberapa pembaca merasa ini sedikit janggal.
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun