Kami yang terkubur hidup-hidup diantara batu-batuan cadas kaya emas ini bukanlah siapa-siapa. Tak akan pernah berharga sebelumnya. Ya, sebelum kau tahu bahwa kami pernah ada.
Kami yang terkubur hidup-hidup diantara keserakahan dan keangkuhan kuasa pertambangan tak punya kekuatan apa-apa, Sebelum Yang Hidup menghibahkannya.
Kami hanyalah pencari nafkah
menjadi pembantu bagi kapitalis serakah
yang saat ini bersantai di depan televisi ditemani anak istri,
dengan kaus kaki hangat dan segelas kopi.
Kami hanya ingin hidup lebih lama
menikmati masa tua
untuk mengajarimu, bahwa dibawah sana
aku sudah bertemu Tuhan dan setan
dan Tuhan adalah pemenang.
"Dulce Patria, recibe los votos
Con que Chile en tus aras juró:
Que o la tumba será de los libres
O el asilo contra la opresión."
Lembah Arjuna, 15 Oktober 2010.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H