Mohon tunggu...
Manuel Simbolon
Manuel Simbolon Mohon Tunggu... -

Manuel Simbolon, lahir di Bogor, 12 Mei 1987. Pendidikan S1 ditempuh di Fakultas Hukum, Universitas Brawijaya, Malang. Mantan ketua GMKI Cabang Malang. Pendiri Rustig Institute.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lanjutkan! Drama Ini

21 Oktober 2010   11:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:14 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mulai terang

Hujan yang mulai pagi menari-nari sendirian, sudah takluk oleh sang raja siang.

bocah-bocah ojek payung mulai hilang rasa girang

bakul-bakul rokok, bakso, teh botol sosro,

mulai bebas bertualang.

Aku masih disini

di alun-alun kota yang jadi pusat konsentrasi massa.

sejak pagi tadi, sejak si hujan menari

dengan tajam menusuk-nusuk muka kami

coba padamkan api

dari ban bekas,

dan amarah yang memblokade hati.

Saat ini, setelah mulai terang

kuyup mulai mengering di badan

alamat meriang dan kejang-kejang nanti malam

ah tak apa, nasib demonstran.

Kau,

yang berseragam di seberang.

Ya kau,

yang berdiri siaga di belakang pagar betis

diantara golonganmu yang bengis,

kau, yang paling manis.

Ku curi-curi celah

coba mencari – cari nama

siapa gerangan kau puan

coklat berseragam, lebih berani dari laki-laki

walau kau hanya di belakang.

“KARTIKA!”

Itu sudah kau punya nama

tertulis di kau punya buah dada.

Biru sudah api birahiku ini kau buat, sayang

aku ingin ini drama dilanjutkan

pagi, petang, ke malam

dan kita bercinta

di medan perang.

(Buat IPDA. KARTIKA, si manis yang memukul mundur kami tempo hari.)

Lembah Arjuna, 21 Oktober 2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun