Mohon tunggu...
saujana hadi
saujana hadi Mohon Tunggu... -

Penikmat informasi dan mencari hiburan lewat informasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Serial King Suleiman, antara Fiksi dan Sejarah

27 Januari 2015   22:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:16 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membuat film berlatarbelakang sejarah bukanlah hal mudah. Demi kepentingan dunia industri yang hadir untuk mengibur, kadang film berlatarbelakang sejarah ini banyak sekali mengedepankan sisi 'lebay' ketimbang akurasi dari cerita yang sebenarnya. Tak ayal, terkait dogma 'kejujuran' dari

[caption id="attachment_393558" align="aligncenter" width="564" caption="Serial King Suleiman yang tayang di Antv"][/caption]

film berlatarbelakang sejarah ini kerap kali menjadi terasa bias terhadap sejarah yang sesungguhnya telah dicatat oleh para ahlinya.

Nah, apalagi kalau film itu terlahir dari proses adaptasi novel fiksi berlatarbelakang sejarah. Kadang, imajinasi seorang penulis akan sangat berbeda dengan sutradara. Demikian juga antara penulis sejarah dan penulis novel. Demi membangun cerita yang terlihat complicated, mampu mengalir sehingga menarik dibaca maupun ditonton maka tak sedikit menyelip sejumlah interpretasi subyektif dari sang kreator. Semakin jauh masanya dari era kehidupan sang tokoh, kecenderungan untuk merekonstruksinya dalam sebuah karya film tentunya akan lebih besar potensi bias yang muncul. Inilah yang harus kita pahami terlebih dahulu.

Point of view semacam itulah yang rasanya pantas kita tempatkan di awal ketika membicarakan film serial King Suleiman yang tayang di Antv. Protes yang datang bertubi-tubi itu justru malah membuat serial ini akan semakin menarik perhatian penonton. Mungkin juga, hadirnya polemik itu malah membuat rating dan share Antv semakin terangkat. Wallahualam bissawab!

Dari hasil penelusuran yang ada, polemik terhadap serial ini sesungguhnya terasa sangat lucu. Lahirnya sengkarut perdebatan serial ini justru berawal dari tayangan yang diunggah di Youtube. Di sini, serialnya masih sangat orisinal dan belum terkena gunting sensor. Padahal ketika menyaksikannya dalam layar kaca Antv, sepertinya cukup banyak hal yang berbeda. Mulai dari penerjemahan kalimat sampai adanya sejumlah sensor terhadap beragam adegan yang berpotensi memancing polemik.

Apalagi jika merujuk pada aturan sebuah film boleh ditayangkan di depan publik maka di sana ada peran dari Lembaga Sensor Film (LSF) untuk menyeleksinya. Pertanyaannya, mengapa LSF bisa meloloskan serial ini? Bahkan LSF pun tanpa sungkan untuk memberikan kategori serial ini sebagai tontonan remaja. So, apakah kita sudah lebih ahli dari orang-orang yang ada di LSF sana?

Tetapi fakta yang sempat terjadi belakangan kemarin, sebagian dari kita justru langsung meresponsnya dalam bentuk protes. Bahan protes ini menjadi sangat rancu karena menggunakan tayangan yang ada di Youtube, dimana konten yang ada di dalamnya terdapat perbedaan-perbedaan dengan yang ada di versi layar kaca. Sekali lagi, marilah kita menempatkan sikap kritis dan protes ini secara obyektif.

Namun demikian inilah tantangan yang kerap dialami dari film-film berlatarbelakang sejarah. Memang harus diakui juga, terkadang ada saja para pembuat film berlatarbelakang sejarah ini yang melakukan langkah short cut. Dengan dalih keterbatasan riset atau adanya sebuah tekanan, fakta dalam film acapkali bertolakbelakang dengan kenyataan.

Contoh semacam ini begitu gamblang terlihat dalam film Pengkhianatan G 30 S PKI. Demi kepentingan penguasa, film ini kemudian malah mendistorsikan fakta-fakta sejarah. Misalnya, penggambaran Ketua Umum PKI DN Aidit yang di film tersebut tak henti-hentinya merokok. Padahal, dalam kenyataanya Aidit bukanlah seorang perokok.

Nah kembali kepada serial King Suleiman, apakah ada sejarah yang telah dibengkokkan lewat serial ini? Inilah tantangan buat kita semua. Untuk memahami sebuah sejarah, tentunya tak hanya bisa dari menyaksikan sebuah film atau sekedar membaca novel berlatarbelakang sejarah saja. Kiranya, pelajarilah sejarah dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana yang dibuat oleh para ahli sejarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun