Mohon tunggu...
saufia z.
saufia z. Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - siswa

into novels and music!

Selanjutnya

Tutup

Diary

Jangan Abai: Tingginya Angka Bunuh Diri dan Bullying

29 Agustus 2024   19:17 Diperbarui: 29 Agustus 2024   19:24 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: pinterest @jhwanndh 

Tingginya angka bunuh diri merupakan masalah yang serius. Masyarakat Indonesia sendiri terlihat tak begitu mengindahkan hal tersebut. Kecuali jika terdapat kasus bunuh diri yang menggemparkan, barulah ramai-ramai tersadar. Namun setelahnya kembali terlupakan. Padahal kesadaran masyarakat atas tingginya angka bunuh diri di negeri ini perlu diperhatikan dengan sangat. Mungkin kita abai karena yang mengalami adalah orang lain atau orang yang tidak kita kenal. Tetapi dengan adanya kesadaran diri kita dapat mencegah orang-orang terdekat kita untuk memiliki pemikiran mengakhiri hidup mereka. Karena kita tidak tahu, apa yang sebenarnya dipendam oleh orang-orang sekitar kita. 

Dikutip dari DetikNews, menurut data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Polri, ada 971 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang periode Januari hingga 18 Oktober 2023. Tentu saja angka tersebut tidak dapat dikatakan sedikit, bahkan kasus bunuh diri di Indonesia mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Mungkin beberapa orang akan beranggapan 971 termasuk kecil jika dibandingkan dengan kasus di negara lain. Akan tetapi perlu kita ketahui, kalaupun hanya ada 10 kasus yang terjadi, hal tersebut bukan hal yang menyenangkan. Dibandingkan dengan sedikitnya kasus, lebih baik tidak ada sama sekali.

Kita perlu mengetahui penyebab-penyebab yang dapat mendorong pilihan untuk mengakhiri hidup. Banyak hal yang dapat mendorong seseorang untuk memilih bunuh diri. Jika ditinjau dari sekian kasus itu, yang paling banyak menjadi alasan adalah bullying. Menurut artikel indopos.co.id, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkap, ada sekitar 3.800 kasus perundungan di Indonesia sepanjang 2023. Masyarakat Indonesia banyak yang belum menyadari bahaya bullying, sekecil apapun tindakan yang dilakukan oleh pelaku dapat berdampak besar pada korban.

Mungkin orang-orang akan berpikir "halah namanya juga anak muda, paling juga main-main saja" tapi tanpa mereka sadari, mulai dari perlakuan kecil yang dianggap lucu itulah dapat memunculkannya indikasi bullying. Kita perlu lebih memperhatikan lingkungan sekitar, juga memperhatikan tindakan kita. Bullying bukan hanya tentang kekerasan fisik, namun juga secara verbal bahkan daring. Tentunya kalian tahu kan istilah cyber bullying? Ketika seseorang menulis kalimat-kalimat buruk di media sosial, pikirkan bagaimana perasaan orang yang menerima komentar tersebut. Tak ada yang pernah tahu sedalam apa sakit hati orang lain saat mendapat komentar buruk. Meskipun tanpa bertatap muka, meskipun hanya melalui komentar saja, kita tetap bisa menyakiti orang lain. Apalagi bully secara fisik dan verbal.

Pernahkah kalian memanggil teman dengan nama bapaknya? Atau mengejek teman atas kesalahannya? Lalu melontarkan kalimat yang menyinggung tanpa memikirkan orang yang mendengarnya? Pernahkah kalian menjegal teman saat ia sedang lewat? Menarik kursi saat teman akan duduk? Memukuli teman dengan maksud bercanda? Pernahkah kalian sadar bahwa hal-hal tersebut dapat menyakiti orang lain?

Hal-hal kecil yang selalu dianggap sepele bisa saja menjadi alasan rusaknya kesehatan mental seseorang. Lalu, setelah kesehatan mentalnya tak lagi bagus apa yang mereka pikirkan? Tentu, kembali ke pembahasan pertama, pikiran-pikiran untuk mengakhiri hidup bisa saja datang dan menghantui. Tanpa kita tahu tindakan yang kita anggap lucu atau seru itu justru menjadi trauma bagi seseorang.

Jangan abai, karena mental tiap manusia berbeda. Bagus jika kita tidak melakukannya, namun kita juga harus memperhatikan, menjaga orang-orang di sekitar, dan melawan segala hal buruk yang terjadi. Tingginya angka bunuh diri atau bullying bukan suatu hal yang membanggakan, bukan pula pencapaian yang membuat kita mendapat medali emas. Akan lebih baik jika tak ada lagi berita, gosip, atau desas-desus mengenai dua hal tersebut di negeri ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun