Mohon tunggu...
Uka Whardhana
Uka Whardhana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam

Seorang Insan pembelajar yang ingin berbagi rasa juga asa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hikmah Kelahiran Rasulullah SAW

20 Oktober 2023   10:08 Diperbarui: 20 Oktober 2023   10:12 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelum kelahiran Rasulullah ayahnya Abdullah pergi ke Madinah untuk mengurus kurma yang dibawa dari Yatsrib lalu Abdullah meninggal dunia ditengah perjalanan, tidak lama kemudian Aminah melahirkan Rasulullah, namun riwayat ini derajatnya mursal. Ada sebuah Hadits yang yang sesuai dengan perkataan Az-Zuhri yaitu yang diriwayatkan oleh Qais bin Makhramah seorang sahabat yang menyebutkan kelahiran Rasulullah ia berkata : "Ayahnya meninggal dunia ketika ketika ibunya sedang mengandungnya". Inilah yang mahsyur yang dianggap kuat oleh Ibnu Ishaq, Al-Waqidi dan Ibnu Said,

Riwayat tersebut dilegitimasi oleh salahsatu ayat  Al-Qur'an yang artinya :

"Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu dia melindungimu".(Qs. Ad-Duha : 6).

Dengan kepergian sang ayah tentunya bukanlah sebuah kebetulan ketika Rasulullah dilahirkan sebagai seorang yatim (tak berayah), sebab ini juga merupakan ketentuan takdir yang telah Allah rencanakan demi mempersiapkan calon Nabi-Nya yang dikemudian hari akan mengemban amanah yang amat berat dan suci. Melalui kondisi yatim ini, Allah menghendaki agar kecendrungan manusiawi yang bergantung kepada manusia yang lainnya dalam hal model dan materi pendidikan dikikis lewat fase-fase keyatiman. Pada masa ini dapat dimaknai  sebagai proses pembentukan mental dan pola pikir mandiri yang tidak bergantung pada figur manusia dalam hal ini ayahnya.

Rasulullah dipelihara langsung oleh Allah agar jauh dari kemewahan, tangan-tangan manja dan kedudukan yang akan meninabobokannya. Sebagaimana yang kita tahu bagaimana situasi kondisi pada saat itu, semua kabilah saling berlomba-lomba dalam hal kedudukan yang pada akhirnya jatuh kepada status sosial dan harta benda dan juga kita tahu bagaimana prilaku ayah pada buah hatinya yang begitu menjaga dengan penuh kasih sayang dan dimanja. Oleh karena itu sudah barang tentu jika Abdullah masih hidup besar kemungkinan pribadi Rasulullah akan berbeda.

Kondisi yatim ini juga mengasah hati Rasulullah menjadi lembut dan peka. Kesedihan yang mendera Rasulullah membuatnya mengerti akan kehidupan sehingga terbebas dari sifat-sifat negatif, keras hati, sombong dan dengki. Namun sebalinya  beliau amat lembut dan rendah hati.

Perihal kelahiran Rasululah banyak sekali riwayat yang berdedar mengenai kisah dan berita seputar kehamilan Aminah. Riwayat lemah, maudhu, dhaif dan hasan yang penulis temukan semua memiliki versi kisahnya masing-masing, dan tentunya kita pasti menginginkan riwayat-riwayat yang kuat dan dapat dipercaya, tanpa ada keraguan didalamnya.

Oleh karenanya merujuk pada klasifikasi status riwayat, maka riwayat hasan yang mampu diterima. Dalam kelahiran Rasulullah ada riwayat-riwayat yang sebenarnya saling menguatkan sampai derajat hasan, seputar masalah kelahiran Rasulullah yang menceritakan bahwa ketika Aminah melahirkan, ia melihat seberkas cahaya keluar dari dirinya dan menerngi istana-istana bushra di negeri syam.[1] Dalam riwayat ini kita diberi ajar untuk memandang generasi baru yang lahir sebagai suatu anugerah dari Allah sebagai cahaya kebaikan, bukan sebaliknya yang dianggap anak sebagai beban yang membawa kegelapan atau keburukan.

Setelah kelahiran itu kemudian aminah mengirm utusan ke tempat Abdul Muthalib, untuk menyampaikan kabar germbira atas kelahiran cucunya. Abdul Muthalib datang dengan perasaan bahagia, lalu membawa cucunya ke dalam Ka'bah seraya berdoa dan bersyukur kepada Allah. Dia memilih nama Muhammad bagi beliau, sebab nama ini belum pernah dikenal di kalangan Arab. Beliau dikhitan pada hari ketujuh, seperti biasa yang dilakukan orang-orang Arab.

Untuk  tanggal dan bulan kelahiran Rasululullah, para ulama berbeda pendapat. Perihal tanggal ada yang mengatakan tanggal 2, 8, 10, 12, 17 dan ada yang mengatakan 22 Rabi'ul awal. Juga mengenai bulan ada yang mengatakan di Bulan Ramadhan dengan dalih bahwa beliau diutus setelah berusia 40 tahun, sementara beliau diutus bulan Ramadhan, berarti kelahirannya adalah bulan Ramadhan. Namun menurut riwayat yang shahih beliau lahir pada hari senin, tanggal 12 Rabi'ul Awal pendapat Ibnu Ishaq yang paling kuat. Sedangkan untuk tahun kelahiran riwayat yang paling kuat sampai kepada kita menyebutkan bahwa beliau lahir pada tahun gajah. Kelahiran Rasul pasca penyerangan pasukan Abrahah kepada kita ini membawa isyarat bahwa peristiwa itu sebagai prolog akan datangnya Rasulullah.

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun