Kau tau apa yang terindah di dunia ini selain senyumanmu?,
apa kau pernah berfikir tentang sebuah hal yang lebih membahagiakan selain berada di dekatmu?,
atau mungkinkah bagimu ada perasaan yang lebih agung selain mencintaimu?
Berhenti menjawab!, ketiga pertanyaan itu sebenarnya bukan pertanyaan yang memiliki jawaban.
Sungguh pertanyaan-pertanyaan itu tak ada jawabannya. Jika apapun yang coba kau isikan sebagai jawaban, itu pasti salah.
Sebab tak ada yang lebih indah, membahagiakan, dan agung selain semua yang ada padamu.
Bukankah saat ini kau merasa tersipu malu? Atau sebaliknya, kau kesal karena jawaban-jawabanmu semua ku salahkan?
Sebenarnya bukan jawabanmu yang ku salahkan, tapi pikiranku sendiri. Semua jawabanmu adalah kebenaran di hati dan pikiranku, semua yang berasal darimu adalah kebaikan yang paripurna dalam menuntun hidupku menuju matiku yang damai.
Salam atas Tuhanmu yang menciptakanmu dengan begitu indah.
Jika kelak aku bertemu Tuhanmu, akan ku ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Atau jika kau berkenan, sampaikan saja pada Tuhanmu, betapa aku mencintai ciptaan-Nya.
Jika kau tak keberatan, bisahkah kau sampaikan surat dariku ini untuk Tuhanmu ?.
----"Wahai Tuhan yang Maha Sempurna, jika saja takdir-Mu akan berbeda, izinkan aku mencintai ciptaan-Mu yang satu itu, karena bagiku dia mampu menjelaskan kemahabesaran-Mu. Segala yang dijelaskan olehnya tentang-Mu adalah segala yang tergambar di qalbuku tentang-Mu pula.Â
Namun tetap saja, kuingin mendengar semua kemahabesaran-Mu darinya, karena dengan itu, aku percaya bahwa pahamanku tentang kesempurnaan-Mu bukanlah hasil kreasi imajinasiku semata. Ya Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang, aku mencintainya dengan cara-cara yang persis mencintai-Mu. Tujuannya hanya satu, Aku ingin menebar cinta di hatinya yang maha luas, Bukankah Kau pun ada disana wahai Tuhan?."----
Sebait surat ini kumohon titipkanlah pada Tuhanmu.
Berjanjilah untuk tidak membacanya, karena saat Tuhanmu membacanya, maka saat itu pula kau akan paham apa isinya.
Salam atas cintaku yang bersemayam di relung hatimu, cintaku adalah hal paling berharga yang kumiliki setelah cintamu.
Jika kau tak keberatan, maukah kau sampaikan permohonan maafku pada hatimu?
Aku memohon maaf karena tak membiarkan hatimu sedetikpun hilang dari hatiku,
Bahkan dalam beberapa waktu aku lupa cara membedakan kau dengan Tuhanmu. Karena bagiku, kau dan Tuhanmu adalah satu. Yang kusebut Tuhanku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H