Mohon tunggu...
Satya Sandida
Satya Sandida Mohon Tunggu... -

masih belajar menulis..hidup dngan mimpi membawa alam mencapai mimpi kita itu. i'm not perfect man, just learn to be a better man

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ulik Sisi Humanisme, Bukber di Panti Asuhan

6 September 2010   01:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:25 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_250550" align="alignleft" width="300" caption="Poto bareng adek-adek Panti Asuhan Noor Hidayah"][/caption] Sinar sang surya telah meredup dan mulai tenggelam di sisi belahan barat bumi. Semburat warna oranye pun terlihat menghiasi awan yang menandakan waktu maghrib segera tiba dan ibadah puasa halal untuk dibatalkan. Kala senja itu, saya bersama teman-teman Persma Manunggal, berkunjung ke Panti Asuhan Noor Hidayah dengan maksud untuk mengadakan buka bersama adek-adek yang ada di panti asuhan ini dan memberikan bantuan dari kegiatan bakti sosial (baksos). Kesan sederhana nan hangat dapat saya rasakan di tempat ini. Begitu jelas, di tempat ini semua serba sederhana, tak ada kesan mewah sama sekali. Panti asuhan ini berada di Kelurahan Muktiharjo. Kondisi panti asuhan khusus putri ini berupa rumah dengan tipe RSSS. Lokasinya pun di wilayah pertambakan. Tepat di depan panti asuhan ini terdapat 3 petak tambak miliki warga sekitar. Akses jalan untuk bisa masuk ke tempat ini tidaklah semulus jalan tol. Bebatuan dan tanah berlumpur mendominasi jalan yang terlihat akan ditinggikan karena seringnya banjir mampir di tempat ini. Gambaran tempat seperti tertera di paragraf sebelumnya terbayar sudah dengan pelajaran berharga yang bisa kita dapatkan dalam kesederhanaan itu. Meskipun sederhana acara bukber ini tetap berlangsung penuh kehangatan dan keakraban. Antusias dari teman-teman saya maupun adek-adek panti asuhan memberikan energi positif tersendiri. Kebetulan waktu itu saya datang terlambat, sedangkan acara telah dimulai. Semuanya sudah duduk rapi di halaman panti asuhan beralaskan tikar. Antara cowok dan cewk dipisah saling berhadapan. Kebetulan untuk cowoknya teman-teman Manunggal semua. Sedangkan untuk cewek, mereka duduk bareng adek-adek panti asuhan ini. Adek-adek panti asuhan ini terlihat kompak dengan batik seragam yang mereka kenakan. Saya bertemu dengan dua adekkecil cowok ikut nimbrung di acara ini. Tentu di antara tempat duduk cowok-cowok pula. Salah satu dari mereka bernama bagas yang mengenakan baju kok warna merah, sedangkan satuny lagi saya lupa namanya, memakai kaos oblong warna biru. Lucu melihat polah mereka. Ketika saya mengajak untuk berkenalan dengan menanyakan siapa namanya. Mereka dengan cepat menjawab "saya nikahkan anda dengan mas kawin..." belum selesai mereka bicara sudah saya potong. Bisa dibayangkan, anak kecil itu yang masih duduk di bangku SD kelas 1 sudah mengatahui kalimat yang diucapkan saat akad nikah, bahkan fasih saat mengucapkannya. Kuat dugaan saya ibunya selalu mengajak anak itu nonton sinetron bareng. Sebenarnya pada dikemanain tontonan bermutu untuk anak-anak kecil negeri ini sebenarnya? Saya rasa rakyat kecil tidak terlalu berhak mengatur acara yang dapat mempengaruhi pikiran generasi muda kita. Lagi dan lagi kita cuma bisa 'nerimo'. Malah jadi berbicara tentang siaran TV. Masih mengenai kedua bocah tadi, akhirnya mereka mau ngasih [caption id="attachment_250556" align="alignright" width="260" caption="Dua adek kecil ini begitus antusisa ketika di poto. Piss Brader ^^V"][/caption] tau nama mereka ketika ditanya sekali lagi. Akan tetapi dengan iming-iming jepretan foto untuk mereka. Keduanya begitu senang dan antusias ketika difoto. Dengan penuh semangat keduanya ingin langsung melihat hasil jepretan teman saya. Kebetulan mereka foto bareng dan bernarsis ria dengan saya. Saya rasa jepretan-jepretan ini merupakan hal langka bagi mereka. Sedangkan saya sendiri, hmm terlalu sering untuk sekedar dijepret di depan kamera. Sungguh kontras kan? Ada sisi humanisme yang bisa saya pelajari dan dapatkan ketika di tempat ini. Rasa penasaran saya  mengenai panti asuhan ini terjawab sudah. Saya memisahkan diri dari tempat duduk untuk bergabung dengan bapak-bapak yang lagi berbincang di teras tepat didepan panti asuhuan. Kebetulan saat itu waktunya makan besar. Sambutan hangat bapak-bapak ini membuat saya nyaman untuk "mengulik" cerita mengenai panti asuhan ini. Ada 3 orang bapak-bapak yang saya temui disini. Seorang pengelola yayasan Panti Asuhan Noor Hidayah, Ustad Rahman, dan Pak Modin.Tak segan mereka menceritakan keadaan panti asuhan ini. Bapak pengelola yang saya lupa namanya menjelaskan keberadaan panti asuhan ini telah memilki badah hukum yang je;las yaitu Yayasan Noor Hidayah. Dari kesemua panti asuhan yang ada di Semarang, panti asuhan ini termasuk sedikit diantara yang telah mengantongi badan hukum. Proses yang berbelit-belit membuat banyak panti asuhan enggan untuk menguruskannya. Apalagi harus sampai ke Jakarta untuk mendapatkan status yayasan resmi. Setiap orang yang ingin tinggal di panti asuhan ini juga tidak dikenakan biaya sepeserpun. Bahkan mereka diberi uang saku. Biaya sekolahpun ditanggung oleh yayasan. Penghargaan akan diberikan bagi mereka yang berprestasi didalam belajar dan bersungguh-sunguh. Menurut cerita dari Ustad Rachman, ada dua anak panti asuhan yang dibiayai sampai dibangku kuliah. Keduanya kuliah di Universitas Semarang yang letaknya hanya 2 - 3 KM dari panti asuhan ini. Namun, yang satu akhirnya keluar memilih untuk bekerja dan meninggalkan kuliah sekaligus panti asuhan ini. Beberapa dari penghuni panti yang telah mapan pun tak serta-merta lupa akan tempatnya dibesarkan dan di"hidupi". Ada yang telah bekerja menjadi TKI di korea. Entah korea Selatan atau Utara yang dimaksudkan, toh itu bukan merupakan hal penting yang ingin saya beritahukan. Beberapa bulan sekali selalu ada dana donasi dari yang bekerja di Korea itu. Ingatannya hidup disini manjadikan mereka ingins selalu berbagi dengan adek-adek baru penghuni panti asuhan ini. Menakjubkan bukan? berapa orang adek-adek disini yang bersekolah dan tinggal disini dapat di biayai oleh panti asuhan ini. Di luar pemikiran ada maksud apa dengan kebaikan yang mereka berikan. Saya rasa kita cukup positive thinking. Tak perlu memberikan prasangka yang menghakimi, lebih baik kita saling berbagi bila mau berbagi. Sedikit cerita mengenai pengawas dan pembina sehari-hari di panti asuhan ini. Ustad Rachma lah orang yang diberi amanah itu. Tugasnya mengajari mengaji. Mengaji apa? banyak hal tentunya. Ilmu tentang agama Islam lah yang utama diajarkan. Selain itu, lulusan pondok pesantren di Purwodadi ini juga mengajarkan etika keseharian. Perlunya adek-adek di panti asuhan ini mendapat bimbingan supaya kelak ketika lepas dari tempayt ini menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, setidaknya dengan akhlak baik yang diajarka dari panti asuhan ini. Cerita mengenai panti asuhan Noor Hidayah sedikit ataupun banya menjadi sebuah pembelajaran baru mengenai kehidupan. Tak ada patutnya kita menegakan kepal terus keatas tanpa melihat saudara kita yang ada di bawah. Begitulah kiranya.. Acara Inti Setelah melewati berbagai rangkaian acara yang telah disusun panitia, acara inti pun tiba. Kumandang adzan maghrib bersautan pertanda waktu maghrib telah tiba. sajian berbuka yang telah du hidangkan pun siap di santap.Alhamdulillah, begitu nikmat ketika secangkir es buah ini membasahi tenggorokan yang menahan dahaga selama sehari penuh ini. Ada juga snack ringan yang bisa dinikmati sekedar untuk mengisi perut kosong ini. Kenikmatan menyantap hidangan berbuka tidak melalaikan kami untuk menghadap Sang Khalik. Bagi yang cowok, kami bersama-sama sholat magrhib berjamaah di masjid sekitar panti asuhan. Sedangkan bagi teman-teman cewek menjalankan sholat berjamaah di panti asuhannya. Hidangan makanan kembali tersedia. Kali ini makan besar, dengak kotak kardus berisikan nasi lauk ayam goreng lengkap dengan sambal dan lalapannya. Subhanallah. Sunggung kenikmatan yang wajib selalu di syukuri hamba2-Nya. Melihat jam yang ada di telpon genggam menunjukan pukul 18.45. Acara buka bersama pun di tutp dengan pemberian bantuan baksos yang telah digalang teman-teman Manunggal. Tak lupa sesi foto bersama sekedar untuk mengenang kegiatan ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun