Mohon tunggu...
Satya Dwi Nur Rahmanto
Satya Dwi Nur Rahmanto Mohon Tunggu... -

NO PROFILE

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mau Dibawa ke Mana?

8 Juni 2012   10:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:14 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MASA DEPAN ANAK JALANAN

Banyak anak-anak jaman sekarangbekerja untuk memenuhi kebutuhan yang mungkin sebenarnya bukan tanggung jawab mereka. Para orang tua yang berkebutuhan kurang dalam hal moril terkadang menyuruh anak-anak mereka bekerja sebagai pengemis. Hal ini dilakukan supaya orang-orang yang melihat anak di bawah umur yang meminta uang dijalanan menjadi iba dan memberikannya uang. Selain faktor ekonomi yang melatarbelakangi anak-anak ini menjadi sasaran orang tua mereka,terkadang juga banyak oknum-oknum masyarakat yang memanfaatkan untuk mencari untung dari anak-anak tersebut untuk turun kejalanan mencari uang dan hingga akhirnya uang tersebut di setorkan kepadamereka.

Disisi lain anak-anak yang turun kejalanan tersebut akan tebiasa meminta-minta hingga akhirnya ia beranjak dewasa dan merasa bahwa pekerjaan meminta lebih mudah dari pada kerja keras yang lain. Selain itu lingkungan jalanan yang tergolong keras akan mendidik watak mereka untuk menjadi pribadi yang keras juga.

Sebenarnya hal tersebut bukan salah anak itu sendiri. Setiap orang pasti mempunyai cita-cita yang mereka impikan,begitu juga dengan anak-anak jalanan yang nasibnya kurang beruntung tersebut. FaKtor ekonomi yang paling melatarbelakangi eksploitasi anak dibawah umur untuk dipekerjakan dan membunuh masa depan mereka. Banyak juga kasus penculikan anak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan memaksa anak-anak tersebut bekerja untuk dia.

“Kalaumenurut saya,anak jalanan itu sebaiknya di rekrut oleh pemerintah untuk dimasukkan kedalam panti sosial atau yayasan yang lain yangbisa mendidik mereka dan membekali mereka dengan ketrampilan-ketrampilan supaya bisa di terapkan di kehidupan nyata mereka, namunterkadang banyak orang yang malah mencari keuntungan dari anak-anak tersebut, padahal untuk seusia anak-anak seperti merekabelajar untuk meraih prestasi, agar ketika mereka besar bias merubah kehidupan mereka menjadi lebih layak seperti yang mereka cita-citakan”, ujar Reni salah satu mahasiswa UNY.

Terkadang juga para anak-anak jalanan ini mendapat deskriminasi dikalangan masyarakat yang mengganggap mereka suka mencuri berperilaku amoral, sehigga para orang tua dari kalangan keluarga mampu melarang anak-anak mereka bergaul dengan anak-anak jalanan. Padahal sebenarnya tidak semua anak jalanan seperti itu. Anak-anak tersebut seharusnya mendapatkan hak-hak mereka sebagai anak bukan malah dipekerjakan secara paksa.

Namun selain hal-hal negatif yang ada di anak-anak jalanan, fenomena ini juga menjadi kritikan tajam kepada pemerintah bahwa masih banyak rakyat yang kurang mampu di luar sana dan seharusnya para pemerintah juga memperjuangkan nasib-nasib mereka sebagai wakil dari rakyat bukan malah merampas hak-hak mereka dengan mengkorupsiharta benda yang dititipkan rakyat untuk mensejahterakan rakyat kurang mampu. Selain itu para pemerintah seharusnya bisa lebih membuka mata agar tidak ada lagi ekploitasi anak di bawah umur yang bisa membunuh generasi penerus bangsa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun