Mohon tunggu...
Satya Dimitri
Satya Dimitri Mohon Tunggu... -

music is the best of me

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jakarta Tak Ramah Perempuan, Apa Komentar Anies?

9 April 2018   17:05 Diperbarui: 9 April 2018   17:06 5047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perempuan, ya Perempuan. Sebuah kata yang amat sangat sensitif. Membahas isu tentang perempuan sangat riskan. Karena ada kutipan tentang perempuan dan negara, Perempuan sekali lagi bukanlah sekedar pemanis peradaban atau sebagai tim penggembira untuk para lelakinya saja. 

Perempuan adalah entitas peradaban yang memiliki peran yang sama pentingnya dengan laki-laki. Orang bijak pernah berkata bahwa apabila ingin memperbaiki masyarakat maka perbaikilah perempuan-perempuan yang ada di dalamnya. Karena dari rahim perempuanlah akan hadirnya calon-calon pemimpin sebuah negara. 

Jika perempuannya terdidik, bermoral dan cerdas maka negaranya akan sangat hebat sekali. Namun sebaliknya, jika perempuan-perempuannya tidak cerdas, tidak berintegritas tinggi, maka negaranya akan buruk. Terkait dengan perempuan, sudahkah perempuan di Indonesia khususnya Perempuan di Jakarta ini mendapatkan hal yang diinginkannya? Sudahkah perempuan Jakarta mendapatkan hak yang sama? Apakah perempuan Jakarta sudah merdeka dan aman? Serta masih banyak lagi pertanyaan yang harusnya sampai ke Pak Anies sebagai tampuk kepemimpinan di Jakarta.

Dalam survei Thomson Reuters Foundation, Jakarta berada di urutan kesembilan kota besar paling tidak aman untuk perempuan dari 19 kota besar dunia. Hasil itu merupakan nilai rata-rata dari empat indikator utama seperti angka pelecehan seksual, adat istiadat yang merendahkan, akses kesehatan, dan ekonomi yang buruk. Peringkat disusun berdasarkan jajak pendapat Thomson Reuters Foundation terhadap 380 pemerhati atau aktivis perempuan. Mereka pada intinya menanyakan bagaimana kondisi perempuan di 19 kota besar tersebut. (bbc.com) 

Memang sangat miris sekali Jakarta bia masuk ke dalam 10 besar. Ini merupakan PR yang besar untuk Pak Anies Baswedan agar bisa menurunkan angka tersebut bahkan menghilangkan nama Jakarta sebagai salah satu kota yang berbahaya bagi perempuan. Karena hanya Pak Anies yang bisa menentukan nasib perempuan di Jakarta selama lima tahun ke depan, hingga perempuan Jakarta mendapatkan kenyamanan, ketenangan dan kebebasan berekspresi di Jakarta.

Menanggapi hal tersebut sebenarnya Anies sudah pernah mengatakan dalam wawancara tentang perempuan, "Lapangan kerja yang tersedia akan diperluas untuk perempuan. Bahkan kita memiliki program wirausaha perempuan mandiri. Kredit usaha untuk perempuan. Bukan hanya kreditnya tapi ada kegiatan usaha untuk menyampaikan pasarnya jadi juga ikut menopang ekonomi keluarga," tutur Anies. ( merdeka.com ) 

Namun hingga kini masih saja banyak terjadi hal buruk terhadap perempuan Jakarta, masih maraknya kejadian-kejadian yang melibatkan perempuan dalam praktek prostitusi dan lainnya. 

Semoga menjelang setahun setelah dilantiknya Pak Anies jadi Gubernur, akan lebih giat dan cepat tanggap lagi dalam pengurusan hal-hal yang terkait dengan perempuan Jakarta karena perempuan mahkluk lemah yang butuh perhatian lebih Pak. Sehingga akan lahirlah peradaban Jakarta lima tahun ke depan dengan sangat pintar, cerdas, tangkas,  dan berguna bagi kemajuan kota Jakarta khususnya, Indonesia pada umumnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun