Dua foto di atas masih di lokasi yang sama. Bedanya subjek-subjek di foto itu kelihatan begitu ingin melihat secara lebih jelas apa yang ada di dalam keraton. Kepo gitu, ya kan? Bahkan sampai naik ke sebuah besi begitu. Memang jaman sekarang ini orang pingin jadi yang paling tahu. Pingin melihat sesuatu secara jelas sejelas-jelasnya. Ckckck... Awas jatuh Om, Dek...
Kalau gambar di atas saya ambil di Malioboro. Seorang bapak yang sedang main smartphone dan sedikit melirik ke arah kamera, yang mungkin seorang penjual topi-topi yang ada di sampingnya, atau mungkin juga bukan penjual. Yang jelas, cuma sampai situlah pengetahuan saya terhadap foto di atas. Entah dia menunggu pembeli atau bukan, jelas dia kelihatan menunggu sesuatu. Tapi, di jaman sekarang ini kayaknya menunggu itu sudah tidak lagi begitu membosankan. Why? Karena sudah ada smartphone!!!
Next! Pada gambar berikut di atas, lebih riil lagi aktivitas menunggu itu. Saya ambil foto ini di sekitar nol kilometer Jogja. Kayak di cerita-cerita atau film-film, ya kan? Seseorang yang sedang duduk sendirian di sebuah bangku taman. Suasananya pun sepi. Tapi saya jelas gak tahu apa bapak ini menunggu kekasihnya atau bukan. Juga bapak itu gak main handphone. Kalau di cerita-cerita romantis sih biasanya diceritakan menunggu kekasihnya, ya kan?
Dalam sejarah manusia kita juga menunggu seorang juru selamat. Mau disebut nabi atau apa, ya terserah. Dalam Islam, misalnya, menjelang akhir jaman nanti akan datang seseorang yang disebut Imam Mahdi, yang setelahnya akan datang Nabi Isa yang kembali ke bumi ini. Tapi kadang saya berpikir: buat apa menunggu sesuatu yang pasti terjadi? Menunggu itu gak enak, membosankan (kecuali ada handphone). Bayangkan, padahal cuma menunggu saja, tapi nyatanya bikin capek juga. Untuk menunggu beberapa menit saja sudah bikin suntuk. Apalagi menunggu sesuatu yang akan terjadi bertahun-tahun lagi. Besar kemungkin kita sudah mati duluan sebelum yang ditunggu itu datang.
Tapi kayaknya Saprol salah kalau mengira kita hanya menunggu di dunia ini. Bahkan ketika kita sudah di alam sana pun kita juga masih menunggu sesuatu. Kita menunggu ampunan dan rahmat Tuhan. Dan kita juga mengharap syafaat dari Nabi yang atas izin dari Tuhan dia akan menyelamatkan kita di hari yang begitu menakutkan.
Jadi, tunggu aja Prol. Karena aku pun menunggu...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H