Kalau landasannya saja sudah berbeda, maka pandangan terhadap kebenarannya pun beda. Di sini kita bisa menilai sesuatu itu salah karena dianggap asing atau tidak sesuai dengan nilai kultural dan agama. Tetapi di negara lain hal itu kan bisa sebaliknya?
Dan akhirnya saya menyadari bahwa kita semua tak akan benar-benar bisa objektif walaupun kita berusaha objektif. Jauh di dalam diri manusia, pikiran manusia, subjektivitas itu masih ada dan tidak bisa ditutup-tutupi.Â
Kita memiliki suatu pemahaman yang sangat mendasar yang itu kita yakini. Dan perbedaan keyakinan semacam ini memang tidak akan pernah bisa akur kalau dia bertemu. Terlalu sensitif.Â
Nyatanya itu pun bukan cuma dalam soal kepribadian seorang manusia. Tapi juga dalam kepribadian dalam tiap bangsa. Ini soal bagaimana suatu bangsa memiliki sudut pandang dan kebenaran --atau mungkin bisa dikatakan egoismenya-- sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H