"Hidup tanpa Tuhan?" tanya Saprol heran mendengar opini Lontang Lantung.
"Bisa saja... Tapi juga tak bisa," komentar Saprol.
Perdebatan mengenai Tuhan memang biasa dilakukan dua anak manusia ini (manusia biasa tentunya. Bukan manusia jadi-jadian). Bahkan sampai kiamat pun orang akan tetap memperdebatkan Tuhan. Jadi... ya memang biasa.
Skeptisisme Luntang Lantung --atau biasa dipanggil Johnson-- berawal dari ketidakyakinannya terhadap agama.
Dia melihat, walaupun agama mengajarkan kebaikan, tapi agama tidak mengubah suatu keadaan. Dari situ dia yakin dan merasa lucu kalau ada orang-orang yang menganggap dengan diterapkannya hukum agama, ketidakberesan menjadi langsung beres.
"Tuhan menurunkan agama sebagai solusi, tapi tetap saja Dia mengadakan ketidakberesan," kata Luntang Lantung.
"Kalau begitu, sama saja ada atau tidak adanya Tuhan. Sama saja ada atau tidak adanya agama," tambahnya.
"Kau memaknai Tuhan sebagai objek," tanggap Saprol.
"Padahal kalau manusia mau hidup tanpa Tuhan, pun manusia akan tetap bertuhan," kata Saprol lagi.
"Menuhankan sesuatu, gitu?"