Mohon tunggu...
Iya Oya
Iya Oya Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki

90's

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Manusia Barbar di Zaman Modern

16 September 2017   22:15 Diperbarui: 16 September 2017   22:31 1522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang sudah seharusnya kita meninggalkan sesuatu yang lama yang itu tidak sesuai dengan konstelasi masyarakat mondial saat ini --kalau kita mau menyebut diri kita sebagai manusia modern.

Dalam beberapa kasus krusial dalam konteks kemanusiaan, barangkali permasalahan etnisitas tidak lagi relevan dengan keadaan kita, dimana hal itu seharusnya tak lagi terulang saat ini. Tapi rupanya itu masih terjadi sampai sekarang. Tadinya saya mengira kasus pengusiran etnis atau pembersihan etnis tersebut merupakan cerita lama yang tak mungkin terjadi, karena pada persepsi saya, di zaman global nan modern saat ini --yang sibuk selalu bicara soal kemanusiaan dan kebangsaan-- tak mungkin kita kembali memandang seseorang atau golongan berdasarkan "kacamata" semacam itu.

Permasalahan etnis Rohingya yang belakangan ini terjadi lagi memang sudah menggambarkan sifat atau perilaku kampungan atau juga bisa dibilang bar-bar. Mana pakai pemerkosaan segala lagi. Apa itu namanya? Manusia macam apa yang masih melakukan perbuatan tak beradab semacam itu? Saya rasa, tak ada pantas-pantasnya kalau kita mengategorikan orang-orang yang melakukan perbuatan tersebut sebagai manusia modern --jika dikaitkan dengan konstelasi temporal saat ini. Aneh, atau juga bisa dibilang menjijikkan.

Saya tidak ingin mengaitkan persoalan tersebut dengan agama, walaupun barangkali agama masih menjadi prinsip hidup yang berisi parameter-parameter tentang batasan perilaku manusia. Kalau agama diturunkan pada saat kondisi masyarakat waktu itu begitu kacau dan berada dalam kebodohan, sehingga ajaran agama berimplikasi masyarakat menjadi lebih baik, harusnya perilaku-perilaku tidak manusiawi itu tak lagi terjadi pada saat ini. Artinya, kalau memang perilaku-perilaku semacam itu masih terjadi dan akan terjadi lagi, berarti sama saja masyarakat modern ini mengalami dekadensi akhlak dan moral yang itu sudah tentu tidak baik.

Sesuatu yang tak logis kalau upaya genosida semacam itu masih terjadi cuma lantaran suatu ketakutan. Ya, ketakutan dalam arti luas. Akhirnya, sikap semacam itu pun mengakibatkan diskriminasi.

Lalu, apa pantas sekarang kita bersikap diskriminatif? Ini bukan zaman kebodohan dimana yang kaya secara terang-terangan menindas yang miskin. Kita sudah tak pantas berpola-pikir seperti itu. Ini zaman intelektual dan bukan lagi zaman emosional. Ini zaman dimana kita mesti maju dalam soal cara berpikir dan bukan zaman dimana kita bisa asal marah lalu langsung main pukul begitu saja. Itu sudah sesuatu yang sangat lucu di masa sekarang.

Sekali lagi, perilaku-perilaku semacam itu tak lain adalah suatu kekolotan yang tak akseptabel di zaman sekarang. Jangan apa-apa langsung main pukul, main tembak.

Sama sekali tak ada hebatnya sikap-sikap semacam itu. Bar-barian![]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun