Mohon tunggu...
Aris P. Zebua
Aris P. Zebua Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seharusnya pendidikan merupakan hadiah bagi semua orang | Blog pribadi: satyaaris.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Diri Sendiri

24 September 2017   14:04 Diperbarui: 24 September 2017   20:00 2998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pertama, identitas personal. Ciri ini yang membuat kita unik dan berbeda dari orang lain dalam kelompok sosial. Ciri ini meliputi self-esteem (harga diri), self-efficacy (keyakinan menyelesaikan tugas), self-monitoring (kemampuan menyesuaikan diri pada situasi eksternal).

Kedua, identitas sosial. Identitas sosial merupakan implikasi etika dalam identifikasi organisasi. Ciri ini yang menjadikan seseorang diterima dalam kelompok sosial. Dalam identitas sosial, orang mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok atau organisasi.

Bentuk Konsep Diri

Adapun McShane dan Von Glinow (dalam Wibowo), menggambarkan konsep diri dalam bentuk:

Pertama, self-enhancement. Kuncinya adalah keinginan merasa dihargai. Orang secara bersamaan termotivasi untuk mempromosikan dan melindungi pandangan dirinya bahwa ia kompeten, menarik, beruntung, memiliki etika, dan merasa penting. Hal ini bisa diamati melalui perilaku: menilai diri di atas rata-rata, selalu ingin dinilai positif (tidak suka dikritik), menyalahkan situasi terhadap kesalahan mereka, meyakini memiliki kemungkinan sukses lebih baik daripada rata-rata.

Kedua, self-verification. Kuncinya adalah selalu memverifikasi dan memelihara  konsep diri yang sudah ada. Semakin percaya diri terhadap konsep diri yang ada, maka semakin sulit menerima ide-ide baru dari luar.

Ketiga, self-evaluation. Konsep ini biasanya diidentifikasikan dengan tiga konsep: self-esteem (harga diri), self-efficacy (keyakinan menyelesaikan tugas), locus of control(keyakinan seseorang tentang kesuksesannyaditentukan oleh faktor diri sendiri atau faktor eksternal).

Jenis konsep diri

Konsep diri positif adalah konsep diri yang menunjukkan penerimaan diri yaitu mengenal diri dengan baik. Penerimaan diri ini menghasilkan kemurahan dan kerendahan hati. Konsep diri posistif tidak berarti kagum pada diri sendiri secara berlebihan sehingga berpotensi menjadi sombong. Orang yang memiliki konsep diri positif mampu menerima kekurangan dan kelemahan diri. Teguran atau kritik dari orang lain bukanlah masalah baginya, melainkan dijadikan alat evaluasi diri.

Konsep diri negatif yaitu konsep diri yang menunjukkan penerimaan diri yang masih rendah. Merasa benci pada diri sendiri, merasa inferior, atau sebaliknya, terlihat sombong karena merasa konsep diri sudah stabil (padahal belum). Orang seperti ini biasanya sulit menerima masukan atau ide-ide baru dari orang lain. Sehingga sulit untuk membuat tujuan-tujuan yang akan dicapai ke depan. Biasanya berakhir tanpa pencapaian hidup yang bermanfaat bagi orang lain.

Sebagai penutup, kenalilah diri sendiri. Kemudian kita akan dengan mudah mengenal dunia luar. Milikilah konsep diri positif agar kita bisa hidup berdamai dengan diri sendiri sekaligus hidup damai bersama orang lain. Konsep diri positif mengantarkan kita pada tujuan hidup yang bermakna. Bahkan ketika orang lain memberi teguran atau ide-ide baru, kita akan membuka diri dan lebih siap mengevaluasi diri demi kebaikan kita. Orang yang memiliki konsep diri negatif, menutup diri, bahkan menolak, terhadap teguran dan masukan dari luar. Hal ini memperlambat perkembangan diri kita. [catatan ini juga diposting di blog pribadi]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun