Selanjutnya, pahami juga bahwa cara pandang kita terhadap kondisi hidup adalah sesuatu yang dapat berubah-ubah. Kita dapat menjadi pesimis di satu waktu, dan optimis di waktu lain, bahkan ketika kejadiannya identik. Tidak kalah penting, pahami juga bahwa kendati cara pandang ini juga bukan sesuatu yang rasional apalagi objektif, ia memiliki dampak yang signifikan terhadap tindakan yang akan kita perbuat. Perubahan atas nasib kerap kali berasal dari perubahan cara pandang.
Terakhir, jangan lupa bahwa kita memiliki sisi gelap yang berusaha keras kita bendung namun sesekali muncul ke hadapan publik terutama dalam situasi penuh stres dan emosi. Pahami bahwa ketika orang lain tiba-tiba bersikap lain pada situasi sulit, misalnya mengkritik dengan pedas atau melakukan kekerasan fisik, sisi gelap itu untuk sesaat timbul dan mengambil kendali.
Sisi gelap itu boleh jadi justru merupakan cerminan diri sejati seseorang. Boleh jadi citra yang diberikan sehari-hari hanyalah kamuflase atas sisi yang kurang menyenangkan ini. Dan seperti tendensi irasional lainnya yang disinggung di atas, jalan keluarnya bukan pada menekan sisi gelap ini lebih dalam atau menampakkannya terang-terangan setiap saat. Ia harus dikelola secara produktif dan kreatif untuk menghasilkan karya besar atau membangun hubungan sosial yang lebih berkualitas.
Pada akhirnya, salah satu aspek penting dalam menjalani hidup yang bermakna adalah dengan menjadi diri yang otentik. Otentisitas juga menarik orang-orang yang tepat untuk hadir dalam hidup kita. Dekap sisi kurang menyenangkanmu, sebab ia pun adalah bagian yang membentuk siapa dirimu.
Have a nice life!
Bibliography
- Greene, R. (2018). The Laws of Human Nature. Viking.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI