NILAI-NILAI LUHUR NUSANTARA PRIBADI BANGSAKU
Oleh : Syaiful Bahri Nilai-nilai luhur Nusantara amat lah banyak sehingga menjadi watak hampir di semua lapisan masyarakat, ciri dari nilai-nilai tersebut tercermin pada perilaku masyarakat yang santun dan beradab bukan hanya kepada sesama manusia tapi juga meliputi alam dan mahluk-mahluk lainnya. Tentunya perilaku ini tercipta bukan dengan waktu yang singkat tapi selama ribuan tahun. Sebuah peradaban maju dan luhur Nusantara bukan hanya pada aspek fisik bangunan saja tetapi meliputi seluruh aspek, sandang, pangan & papan, tatanan sosial, perilaku dll. Itu semua adalah monumen yang harus dilestarikan. Jika di negara-negara lain mempunyai masakan-masakan yang lezat yang hanya bermain di tataran rasa lidah & kemasan, Nusantara memiliki makanan yang mampu menembus kedalaman philosophy nya. Lihat saja nasi Tumpeng dengan warna-warni yang melambangkan asal-usual kehidupan ini di ciptakan, atau Kita bisa melihat karya2 lainnya Degung (Ngadeug Keun Nu Agung), keris, batik, kujang, dll. Leluhur Nusantara mampu menyisipkan nilai-nilai tuntunan dalam seluruh kegiatan masyarakatnya sehingga menciptakan Budaya Unggul  "culture of excellence" mampu menciptakan Lingkungan Keunggulan "environment of excellence" sehinga tercapai lah keunggulan itu sendiri dalam segala bidang dan kehidupan. Lantas apa rahasianya sehingga dapat menciptakan hal yang demikian? Apa formulanya? Dimana Kita bisa mendapatkan rahasia membangun peradaban yang adiluhung? Banyak orang mencari dari lautan sampai pegunungan melalui peninggalan-peninggalan sejarah namun tidak di temukan. Saudaraku Rahasia itu adalah monumen terpenting Perjalanan Nusantara Dari Zero to Hero.... Kunci membangun peradaban unggul. Rahasia itu sebetulnya terpampang dengan jelas namun jarang sekali kita mau menggalinya. Intisari Dari nilai-nilai luhur yang mampu mengantarkan Nusantara ini Ke Jaman Keemasan telah di abadikan oleh Founding Father Negara ini.
Rahasia itu adalah PANCASILA.
Pancasila adalah inti dari nilai-nilai luhur, Pancasila adalah monumen terpenting Perjalanan Nusantara. Sebagaimana Kita ketahui niali-nilai luhur tidak akan terealisasikan tanpa memiliki welas-asih, welas asih tidak akan ada jika manusia tidak mengenal Pencipta-Nya. welas asih adalah pengejawantahan keimanan manusia kepada Tuhan-Nya yang kemudian diterapkan kepada sesama hidup serta bahu membahu bekerjasama melakukan karya yang terbaik untuk menciptakan kesejahteraan umat. Sila pertama di dalam Pancasila adalah motor penggerak keempat sila lainnya, Sila pertama ini lah Inti dari segala Inti (creme de la creme) yang dapat Menjadikan manusia Adil dan Beradab, Menjaga Persatuan, Memimpin Dengan Hikmat dan Bijaksana, akan mampu menciptakan kesejahteraan di semua lapisan. Inilah pembangunan peradaban berbasis spiritual yang universal yang dahulu melalui figur kepemimpinan raja-raja kembangkan dan diterapkan di dalam masyarakatnya sehingga menjadi Tri Tangtu Buana selarasnya antara Pemimpin, Negara dan masyarakatnya sesuai dengan nilai2 Ketuhanan. Sila Pertama inilah Pusat/Pancer nya. Apa action Kita sekarang?? Kenali lah Tuhan yang telah menciptakan kita semua berdasarkan kepercayaan kita masing2, karena sesungguhnya MENGENAL SANG PENCIPTA ADALAH RAJA ILMU PENGETAHUAN. berbuat yang terbaiklah atas Nama-Nya, karena Tuhan Maha Mengetahui apa hendak kita kerjakan dan niat kita, Berbuat Adil Dan Beradab lah atas Nama-Nya, Menjaga Persatuan Dan perdamaian atas Nama-Nya, memimpin lah dengan Hikmat Dan Bijaksana atas Nama-Nya, Ciptakan pula kesejahteraan atas Nama-Nya. Tugas Kita do the best dan Pancasila sebagai Sebagai Pedomannya. Niatkan bahwa menjalankan keempat Sila yang lain Atas Nama Tuhan yang Kita Imani masing-masing Dan semata-mata untuk mendapatkan Ridho-Nya. Gerakan spiritual ini sangat lah penting, jika kita semua melakukanya niscaya Tuhan YME akan mengirimkan pertolongan-Nya dan akan memundahkan jalannya. Karena tidak ada yang akan mampu menyelesaikan Perkara Dunia ini kalau Bukan Pencipta-Nya sendiri. Jika nilai-nilai Pancasila mengejawantah dari diri kita dan Kita pribadi yang menjadi Pusat/Pancer nya, Dan Kita pribadilah yang Menjadi Burung Garuda nya. Burung Garuda iadalah Sosok Insan yang Ideal, Bintang sebagai simbol mengenalnya kita kepada kepada Sang Pencipta sekaligus simbol hubungan seorang hamba dengan Tuhannya dan Ke Empat Sila lainnya adalah Hubungan sesama hamba dan Alam. Keempat Sila (sila ke-dua s/d sila ke-lima) adalah implementasi dari bukti keimanan kita kepada Tuhan YME sebagai Isi persembahan Ibadah kita. Jika masing masih kita menjadi Garuda maka Negara ini di penuhi insan-insan yang ideal/mulia, Insan yang kuat/gagah menghadapi tantangan jaman sekaligus welas asih kepada sesama hidup untuk menciptakan peradaban yang sejahtera ke segala penjuru dunia. Garuda Pancasila Konsep Negara Hyang/Ma'rifat. Sekiranya itulah Pesan dari Lambang Negara Kita, Lambang Yang Memiliki Jiwa/Sukma/Spirit Membangun Peradaban Yang Menciptakan Rahmat Bagi Semesta Alam. Percayalah Tuhan YME menyertai kita. Jaya Selalu Bhineka Tunggal Ika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H